Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Myanmar Heboh! Penyanyi Pro-Junta Meninggal Ditembak

Myanmar Heboh! Penyanyi Pro-Junta Meninggal Ditemba
Lily Naing Kyaw berpose di depan poster film propaganda militer. Sumber: Lily Naing Kyaw/Facebook

ANDALPOST.COM – Lily Naing Kyaw, penyanyi Myanmar yang pro-junta atau militer Myanmar telah meninggal di rumah sakit Yangon, pada Selasa (06/06/2023), seminggu setelah ditembak di kepala.

Kematiannya mengejutkan tidak hanya pendukung militer tetapi juga selebriti yang bekerja dengan media pro-militer negara itu.

Diduga, pelaku penembakan wanita berusia 58 tahun itu adalah seseorang yang menentang kekuasaan junta atau militer di Myanmar.

Dua pria sudah ditahan oleh polisi dan disangka sebagai pelaku pembunuhan Kyaw.

Mereka disebut-sebut tergabung dalam kelompok gerilya perkotaan yang menentang militer. Dalam beberapa jam setelah penangkapan mereka, dua kerabat dari salah satu pria tersebut telah dibunuh sebagai pembalasan.

Pembunuhan Kyaw adalah yang terbaru dari serangkaian pembunuhan pendukung pemerintah terkenal.

Myanmar Heboh! Penyanyi Pro-Junta Meninggal Ditembak
Lily Naing Kyaw bersama juru bicara militer Jenderal Zaw Min Tun pada perayaan Hari Angkatan Bersenjata pada 27 Maret 2023. Sumber: Lily Naing Kyaw/Facebook

Kyaw sempat dekat dengan pemimpin tinggi junta, ketika mereka berkuasa semenjak tahun 2021. Penyanyi itu juga pernah disangka sebagai informan junta yang menyebabkan negara terjun ke dalam perang.

Kronologi Penembakan Penyanyi Lily Naing Kyaw

Empat hari sebelum dia diserang, seorang pendukung nasionalis dan pro-militer terkenal, Tint Lwin, ditembak di kepala saat berada di sebuah kedai teh di Yangon.

Dia bersembunyi setelah selamat dari penembakan musim panas lalu.

Kyaw menjadi sasaran pada sore hari tanggal 30 Mei saat diparkir di luar rumahnya di Yankin Township Yangon.

Laporan pertama mengatakan dia telah dibunuh, menunjukkan gambar dia berbaring telungkup di mobilnya dibagikan di media sosial.

Namun, ternyata ia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis dan tetap koma sampai dia meninggal pada tanggal 6 Juni. Keluarganya mengkonfirmasi kematiannya.

Sebuah pernyataan pemerintah menggambarkannya sebagai “penembakan tidak manusiawi terhadap seorang wanita tak bersalah”. Tujuh belas organisasi pro-junta mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan itu.

Ma Ba Tha, sebuah organisasi Buddha nasionalis garis keras, menuntut keamanan yang lebih baik.

Salah satu pria pelaku penembakan, Kaung Zar Ni Hein, diidentifikasi dari rekaman CCTV. Yang lainnya bernama Kyaw Thura.

Para tersangka berada dalam tahanan menunggu persidangan atas klaim militer yang telah mereka akui.

Militer juga menuduh pemimpin mahasiswa terkemuka D Nyein Lynn berada di balik penembakan itu.

Pada malam penangkapan para pria itu, ibu dan sepupu Kaung Zar Ni Hein, ditembak mati di rumah mereka di Yangon.

Adik laki-laki dan perempuannya berhasil melarikan diri—pasukan keamanan “melindungi mereka dari orang-orang bersenjata”, menurut saluran media pro-militer.

Konflik Demokrasi dan Militer

Beberapa bulan setelah kudeta Februari 2021 yang menggulingkan Aung San Suu Kyi, Kyaw, dipilih untuk berbicara dengan CNN dan Asia Tenggara selama kunjungan mereka ke Myanmar.

Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah dituduh sebagai mata-mata, dan poster-poster yang mengecamnya sebagai pengkhianat telah dipasang di tiang lampu dekat rumahnya.

Dia juga mengatakan rumahnya telah dirusak.

“Saya mendukung militer dan menerima kudeta. Tapi kebanyakan orang di lingkungan saya mendukung NLD dan mengatakan mereka ingin membunuh saya,” ujar penyanyi itu kepada wartawan.

“Orang-orang ini ingin menghancurkan bangsa,” imbuhnya menambahkan.

Beberapa tokoh masyarakat menghindari Kyaw karena dia memberi tahu saluran Telegram pro-militer siapa selebriti yang bergabung dalam protes anti-kudeta. Sehingga, selebriti tersebut dapat ditangkap oleh militer, menurut sumber dekat para korban. (xin/lfr)