Informasi dari salah satu penyewa ruko yang berada di bagian depan Pasar Grosir Daya Modern, kondisi lapak yang ditinggal para pemiliknya tersebut makin menjadi-jadi kala pandemi Covid-19 melanda.
“Waktu Covid semua para penyewa mulai pergi satu (per) satu,” ucap Minarti yang berjualan plastik di ruko bagian depan.
Namun menurut pantauan reporter The Andal Post yang berdomisili di wilayah tersebut, Pasar Grosir Daya Modern sejak awal memang jarang didatangi oleh para pengunjung.
Apalagi dari segi lokasi, Pasar Grosir Daya Modern berada tepat di belakang Pasar Tradisional Daya.
Ketertarikan Masyarakat
Masyarakat Makassar dari segi kebiasaan masih nyaman melakukan transaksi di pasar tradisional yang notabene dikenal becek dan kumuh. Fenomena seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi.
Jika melihat antusiasme masyarakat Indonesia memang sepertinya pusat perbelanjaan modern belum menjadi jawaban bagi penduduk asli Indonesia.
Jika melihat data pasar modern di Indonesia, pasar modern hampir di seluruh wilayah tanah air memang sangat sepi pengunjung. Sebagai contoh nasib Pasar Modern di Pamulang, Kota Tangerang Selatan yang dilaporkan telah ditinggalkan baik penjual dan pembeli.
Lapak-lapak pedagang juga tampak kosong, tidak ada barang-barang yang dijajakan di Pasar Modern Pamulang yang dulu dikenal dengan nama Pasar Kita. Nama Pasar Modern Pamulang yang terpampang di pintu masuk tak mencerminkan keadaan pasar karena sudah layak disebut sebagai tempat yang mati suri. (paa/ads)