Kendati begitu, AS belum melihat adanya perubahan signifikan terkait penggunaan senjata nuklir Rusia terhadap Ukraina selama perang.
Senjata nuklir taktis sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan tertentu di medan perang. Bukan senjata yang bertujuan untuk melenyapkan massal.
Namun, belum jelas berapa banyak senjata nuklir taktis yang dimiliki Rusia.
Ukraina Serukan Pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB
Kementerian Luar Negeri Ukraina meminta pertemuan luar biasa dengan Dewan Keamanan PBB usai Putin mengumumkan Rusia akan menempatkan senjata nuklir di Belarusia.
Ukraina juga memohon masyarakat internasional untuk mengambil langkah andal guna mencegah penggunaan senjata nuklir Rusia.
“Rusia sekali lagi menegaskan ketidakmampuan kronisnya untuk menjadi penjaga senjata nuklir yang bertanggung jawab sebagai alat pencegahan dan pencegahan perang, bukan sebagai alat ancaman dan intimidasi,” tegas kementerian Luar Negeri Ukraina.
Menurut Ketua Partai Republik dari komite urusan luar negeri Dewan Perwakilan Rakyat AS, Michael McCaul mengungkapkan rencana Rusia itu dirancang hanya untuk mengintimidasi Barat.
“Ketegangan meningkat. Saya pikir ini adalah serangan pedang dari pihak Putin pada dasarnya untuk mencoba menakut-nakuti,” kata McCaul.
“Nuklir taktis ini mengganggu,” imbuhnya.
Namun, Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir menyebut pengumuman Putin sebagai eskalasi yang sangat berbahaya.
“Dalam konteks perang di Ukraina, kemungkinan salah perhitungan atau salah tafsir sangat tinggi. Berbagi senjata nuklir membuat situasinya jauh lebih buruk dan berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan,” terang organisasi tersebut. (spm/ads)