Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Negara Anggota BRICS Ciptakan Mata Uang Baru: Eksistensi Dolar Terancam

Para Presiden Aliansi. (The Andal Post/Aini)

ANDALPOST.COM – Aliansi negara-negara yang tergabung dalam BRICS yakni Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Dikabarkan akan melakukan langkah yang disebut sebagai de-dolarisasi atau langkah yang bertujuan untuk mengurangkan dominasi dolar dalam pasar global. 

Hal tersebut mencuat ketika, Alexander Babakov seorang anggota Parlemen Rusia mengatakan bahwa adanya langkah dari BRICS untuk membuat mata uang baru dengan melakukan pengamanan. Pengamanan tersebut berupa emas dan komoditas lainnya seperti unsur yang berada di tanah jarang.

“Negara-negara BRICS akan mempresentasikan perkembangan persiapan mata uang baru pada pertemuan puncak para pemimpin BRICS tahun ini,” ujar Babakov.

Tujuan Membuat Mata Uang Baru

Saat ini telah ada pihak-pihak yang memberikan dukungan mereka terhadap penciptaan mata uang baru atau langka de-dolarisasi dari BRICS. Dukungan tersebut karena adanya pendapat bahwa, dengan adanya mata uang baru dapat menekan ketergantungan ekonomi. Bahkan akan menekan politik terhadap kondisi dolar Amerika Serikat.

Dominasi global dolar Amerika membuat banyak negara memiliki ketergantungan yang sangat besar kepada negara adidaya tersebut. Beberapa kondisi ketergantungan beberapa negara akan sangat mengalami dampak yang sangat signifikan. Perubahan dalam nilai dolar kepada negara tersebut, secara khusus dalam aspek ekonomi dan politik.

Adanya mata uang baru seperti yang dibentuk BRICS dapat mengurangi fluktuasi mata uang dan adanya perubahan suku  bunga. Sehingga, dengan mata uang baru tersebut, dapat membantu negara-negara untuk melakukan peningkatan dalam stabilitas ekonomi mereka. Perubahan tersebut juga dapat menjadi sebuah acuan untuk mengurangi resiko yang terjadi ketika krisis keuangan.

Rencana tersebut semakin didudkung ketika Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF). Bahwa terjadi banyak penurunan dalam dua dekade terkahir pada dolar. Hal tersebut semakin diperparah ketika mata uang cadangan lainnya dalam devisa global juga ikut turun dibawah 59% mata uang cadangan tersebut yakni, pound sterling, yen dan euro.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.