Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Negara Eropa Lakukan Evakuasi Terhadap Warganya di Niger Setelah Adanya Aksi Kudeta

Negara Eropa Lakukan Evakuasi Terhadap Warganya di Niger Setelah Adanya Aksi Kudeta
Warga negara Prancis berkumpul saat mereka menunggu untuk diterbangkan kembali ke Prancis dengan pesawat militer Prancis di bandara internasional di Niamey, Niger, pada Selasa 1 Agustus. (Foto: Sam Mednick/AP)

ANDALPOST.COM – Sejumlah negara Eropa seperti Prancis mulai mengevakuasi warganya dari Niger, hanya berselang beberapa hari usai Presiden Mohamed Bazoum digulingkan oleh anggota pengawal presiden, Selasa (1/8/2023).

Prancis dan Eropa mengevakuasi warga dengan tiga penerbangan pada Selasa (2/8/2023) malam.

“Ada 262 orang di dalam pesawat, sebuah Airbus A330, termasuk selusin bayi,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna.

“Hampir semua penumpang adalah rekan senegara bersama dengan beberapa warga negara Eropa,” imbuhnya.

Colonna menjelaskan penerbangan mendarat di bandara Paris Roissy Charles de Gaulle.

Prancis, Italia, dan Spanyol semuanya telah mengumumkan evakuasi dari Niger untuk warga negara mereka serta warga Eropa lainnya.

Kementerian Luar Negeri Prancis, Italia, dan Spanyol Buka Suara

Kementerian Luar Negeri Prancis murka atas kekerasan yang baru-baru ini terjadi di Niger akibat kudeta.

Sehingga, mengambil keputusan untuk mengevakuasi rakyatnya.

“Penutupan wilayah udara Niger membuat rekan kami tidak dapat meninggalkan negara dengan cara mereka sendiri,” beber pihak Kementerian Luar Negeri Prancis.


Negara Eropa Lakukan Evakuasi Terhadap Warganya di Niger Setelah Adanya Aksi Kudeta
Warga negara Prancis dan Eropa lainnya menunggu di luar terminal keberangkatan bandara internasional Diori-Hamani Niamey (Foto: AFP)

Senada dengan Prancis, Kementerian Pertahanan Spanyol mengumumkan persiapan untuk mengevakuasi lebih dari 70 warga negara.

Italia juga melakukan hal serupa dan tengah mengatur jadwal penerbangan guna mengevakuasi warga.

“Warga negara Jerman harus mengambil kesempatan berikutnya yang tersedia untuk pergi dari Niger,” beber Kantor luar negeri Jerman.

Tapi sebelumnya, Prancis telah menawarkan bantuan bagi warga negara Jerman agar dapat pergi dari Niger.

Di hotel Niamey, orang Eropa dan negara lain, termasuk beberapa orang Amerika, mengemasi barang mereka.

Di bandara, ratusan orang mengantri berjam-jam untuk berangkat dengan penerbangan evakuasi Prancis. 

Langkah tersebut menandai pertama kalinya Prancis melakukan evakuasi besar-besaran di bekas koloninya di Sahel.

Jumlah warga negara Eropa di Niger masih belum jelas tetapi ada sekitar 70 orang Spanyol di negara tersebut serta 600 warga Prancis.

Sementara itu, kementerian luar negeri Jerman mengatakan diperkirakan kurang dari 100 warganya saat ini berada di Niger.

Pernyataan Jubir Dewan Keamanan Nasional AS

Di Washington, Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak bergabung dengan sekutu Eropa dalam mengevakuasi warga.

Lantaran AS menganggap belum terlihat bahaya yang mengancam atas aksi kudeta di Niger.

“Washington pasti menyadari upaya Prancis dan negara-negara Eropa lainnya untuk mengevakuasi warganya. Pada saat yang sama, kami tidak memiliki indikasi ancaman langsung terhadap warga AS atau fasilitas kami, jadi kami belum mengubah sikap sehubungan dengan kehadiran kami di Niger saat ini,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.

Namun, Washington menerjunkan sekitar 1.000 tentara AS di negara Afrika tersebut.

Kirby mengatakan Gedung Putih masih melihat peluang bagi diplomasi untuk menyelesaikan krisis Niger.

“Kami memantaunya (kudeta) setiap jam,” imbuhnya.

“Kami terus mendesak warga Amerika yang berada di Niger untuk memastikan keselamatan adalah prioritas utama mereka,” tegasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.