ANDALPOST.COM – Setelah beberapa dekade pertikaian antara Israel-Palestina, kini Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa mereka berencana untuk meningkatkan pembangunan ekonomi Palestina. Dimana, rencana tersebut dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan Mesir dan Otoritas Palestina.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah menginformasikan bahwa Israel akan mulai bekerja untuk mengembangkan gas bumi di Lepas Pantai Gaza pada Minggu, (18/6/2023). Proposal dari rencana tersebut telah tertunda selama beberapa dekade lantaran pertikaian yang tak kunjung mereda antara kedua pihak.
Benjamin Netanyahu mendeklarasikan melalui pernyataannya bahwa rencana pengembangan gas bumi merupakan salah satu kerangka kerja yang merupakan upaya pengembangan bagi Palestina.
Kerangka kerja tersebut diketahui merupakan upaya antara Israel, Mesir, dan Otoritas Palestina dalam mengembangkan ladang gas Gaza di Lepas Pantai Gaza.
Langkah yang dilakukan oleh ketiga negara tersebut dianggap sebagai langkah yang menguntungkan bagi Palestina.
Selain itu, upaya tersebut juga diperkirakan akan mendatangkan milyaran shekel kepada Otoritas Palestina.
Pemerintah Palestina mengatakan bahwa mereka telah mengejar rencana tersebut dan menekankan pada pembangunan ekonomi Palestina. Serta menjaga stabilitas keamanan di kawasan Timur Tengah.
Lebih lanjut, Otoritas Palestina mengatakan bahwa proyek pengembangan ladang gas tersebut membuat Palestina mengikuti segala kerangka kerjanya.
Dalam hal ini, Palestina tunduk pada koordinasi antara dinas keamanan dan kesepakatan yang telah disetujui langsung oleh Mesir dan Pemerintah Palestina melalui dialog.
Rangkaian Pertemuan
Keputusan tersebut diketahui muncul setelah Israel dan Pemerintah Palestina mengadakan serangkaian pertemuan.
Serangkaian pertemuan tersebut merupakan pertemuan puncak keamanan dalam beberapa bulan terakhir yang dilakukan selama dua kali.
Pertemuan tersebut pertama kali dilakukan di Aqaba, wilayah Yordania. Pada pertemuan kedua dilakukan di Sharm El Sheikh, wilayah Mesir.
Rencana penembangan ladang gas ini dinilai tidak memiliki jalan yang mulus. Lantaran kekerasan yang berlangsung selama lima hari di Gaza pada bulan lalu.
Oleh karena itu, dengan tujuan menunjang keberlangsungan pengembangan ini, seluruh pihak yang terlibat melakukan pertemuan.
Menurut laporan media lokal, pertemuan tersebut dihadiri oleh Penasihan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi yang sekaligus memimpin jalannya pembicaraan, dan Mayor Jendral Ghassan Alian, seorang penghubung militer di Palestina.
Pembicaraan dalam pertemuan tersebut dilakukan untuk mengkoordinasikan lebih lanjut perkembangan kerangka kerja, meski kekerasan selama lima hari di Gaza menjadi salah satu penghambat.
Hasil Pertemuan
Melalui pertemuan kedua di Sharm El Sheikh, Mesir pada bulan Maret lalu, pembicaraan tersebut sebagian besar berfokus kepada penurunan ketegangan antara Israel dan Palestina.
Hal itu membuat pejabat Israel dan Otoritas Palestina mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk memperbaiki kondisi yang memanas di antara kedua belah pihak.
Lebih lanjut, mereka juga menyetujui kesepakatan bersama dalam memperbaiki kondisi ekonomi rakyat Palestina serta ekonomi masyarakat miskin di wilayahnya.
Menurut pernyataan Otoritas Palestina, hal tersebut akan membawa keuntungan melalui manfaat dari pengembangakan ladang gas di Lepas Pantai satu dan dua yang terletak di 30 kilometer (19 mil) dari Gaza.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak juga telah mengadakan negosiasi sporadis mengenai kerangka kerja tersebut. Namun, selama bertahun-tahun rencana tersebut gagal lantaran serangan-serangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Hal tersebut juga diperlambat oleh pihak Israel yang merasa keberatan akibat perselisihan yang ada. Dalam hal ini, Otoritas Palestina tidak memiliki kontrol atas Gaza sejak digulingkannya dari wilayah tersebut sejak tahun 2007 (Hamas mendominasi).
Melalui wawancara, Hanegbi mengaku bahwa dirinya terlibat dalam masalah perebutan wilayah Gaza.
Namun ia menegaskan bahwa tidak ada yang menyangkut pembangunan infrastruktur di Gaza. Tetapi ia meminta agar tubuh dari militer Palestina yakni Oron Shaul dan Hadar Goldin dikembalikan. Sebaliknya, Hamas juga menahan dua warga Israel yakni Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed.
“Kami (Israel dan Palestina) sudah berbicara dan membuat rencana sehingga mereka memahami kerugian yang harus ditanggung. Bukan hanya masalah gas, ada infrastruktur yang siap didukung oleh seluruh dunia yang berada di wilayah Gaza. Kami tidak akan membiarkan ini sampai anak laki-laki itu dikembalikan,” ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.