ANDALPOST.COM – Seorang bos amal berkulit hitam asal Inggris, Ngozi Fulani, menyebut Lady Susan Hussey melakukan pelecehan terhadap dirinya. Lady Susan Hussey sendiri merupakan, ibu baptis dari Pangeran William.
Kasus tersebut, bermula saat Fulani menghadiri resepsi kerajaan pada Selasa (29/11/2022) di Istana Buckingham, Inggris.
Di acara itu, Fulani mendapat pertanyaan mengenai latar belakang dirinya oleh Lady Susan Hussey. Bahkan, ia menyamakan percakapan dengan Lady Susan Hussey layaknya sebuah “interogasi”.
Tak tinggal diam, Pangeran William pun turut angkat bicara mengenai kegaduhan ini.
“Rasisme tidak memiliki tempat di masyarakat kita,” ujar William.
Permasalahan Fulani
Pernyataan yang terlontar dari Fulani, turut membayangi kunjungan Pangeran dan Putri Wales ke Amerika Serikat.
Diketahui, mereka berkunjung untuk menyerahkan penghargaan atas Earthshot Prize-nya.
Kehadiran Fulani dalam resepsi itu, ialah sebagai seorang tamu yang mewakili amal kekerasan dalam rumah tangga, Sistah Space.
Dalam acara itu, Lady Susan Hussey menggerakkan rambutnya untuk melihat lencana nama Fulani. Sembari, menantang dirinya berulang kali guna menjelaskan dari mana asalnya.
Berbicara kepada program Today di BBC Radio 4, Fulani menjelaskan terkait hal tersebut.
“Seperti interogasi. Saya kira satu-satunya cara saya bisa jelaskan adalah dia sangat keras menanyakan ‘Dari mana asalmu? Dari mana asal orang-orangmu?’,” ujar Fulani.
Fulani juga memberi pernyataan, bahwa kemungkinan Lady Susan Hussey mempertanyakan hal tersebut juga terkait dengan usianya.
“Mari kita perjelas apa ini. Saya telah mendengar begitu banyak tentang usia dan hal-hal seperti itu, dan saya pikir tidak sopan untuk menanyakan usia,” ungkapnya.
“Saya harus benar-benar mempertanyakan bagaimana ini bisa terjadi di ruang yang seharusnya melindungi perempuan dari segala jenis kekerasan. Meskipun ini bukan kekerasan fisik, tapi ini adalah sebuah pelecehan,” beber Fulani.
Harapan dan Lady Susan Hussey
Fulani menekankan, bahwa menurutnya tidak ada relevansi tentang ‘asalnya’ dengan acara yang membicarakan tentang KDRT tersebut.
Menurutnya, orang Inggris atau bukan, siapapun seharusnya bisa mengikuti acara tersebut.
“Saya sangat bangga dengan warisan Afrika saya. Bagi saya, ini seperti Windrush. Anda mencoba membuat saya tidak diterima di tempat saya sendiri,” jelas Fulani.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.