Sam Altman juga menjelaskan, bahwa program hibah ini merupakan salah satu langkah untuk menetapkan kebijakan AI. Terutama yang sesuai dengan adanya inovasi atau umpan balik dari partisipan.
“Hibah ini merupakan langkah untuk membangun proses demokrasi untuk mengawasi super intelijen,” jelas Sam Altman.
“Tujuan utama hibah ini adalah untuk mendorong inovasi dalam proses — kami memerlukan metode demokratis yang lebih baik untuk mengatur perilaku AI,” sambungnya.
Partisipan Program Hibah OpenAI
Bagi yang ingin berpartisipasi dalam program hibah OpenAI dapat mengirim materi lamaran sebelum pukul 21:00 PST pada Sabtu (24/6/2023) mendatang.
Setelah itu, partisipan nantinya akan diminta untuk menjawab serangkaian pertanyaan mengenai latar belakang tim. Lalu pilihan pertanyaan, detail tingkat tinggi dari alat yang diusulkan. Serta rencana untuk mengevaluasi proses demokrasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
“Kami ingin Anda merancang pendekatan Anda untuk menjawab satu atau beberapa pertanyaan kebijakan dari daftar yang disediakan,” jelas OpenAI.
“Siapa pun (individu atau organisasi) dapat melamar kesempatan ini, terlepas dari latar belakang mereka dalam ilmu sosial atau AI,” ujar OpenAI.
Setelah periode lamaran ditutup, OpenAI nantinya akan memilih 10 penerima hibah yang berhasil. Diterangkan, bahwa penerima dapat berupa individu, tim, maupun organisasi.
Setiap penerima hibah akan menerima hibah sebesar 100.000 Dollar AS untuk menguji coba proposal mereka. Seperti yang dijelaskan dalam materi lamaran sebelumnya.
“Penerima hibah diharapkan untuk mengimplementasikan pembuktian konsep/prototipe. Melibatkan setidaknya 500 peserta dan akan diminta untuk menerbitkan laporan publik tentang temuan mereka paling lambat 20 Oktober 2023,” jelas OpenAI. (lfr/ads)