Secara historis, faksi-faksi ini berselisih dalam banyak isu. Namun, aksi ini menyoroti kesediaan mereka untuk mengesampingkan perbedaan demi tujuan yang mereka anggap penting.
Pergeseran dinamika ini dapat mempunyai implikasi yang luas terhadap politik Perancis, menantang norma-norma dan aliansi yang sudah ada.
Pawai ini juga menjadi pengingat akan meningkatnya tindakan anti semit secara global. Para peserta menekankan perlunya upaya kolektif untuk memerangi tren yang mengkhawatirkan ini tidak hanya di Perancis tetapi juga di seluruh dunia.
Ketika anti semitisme terus muncul, acara tersebut menekankan pentingnya solidaritas dan persatuan melawan kebencian dan diskriminasi.
Aksi menentang anti semitisme di Paris baru-baru ini tidak hanya menarik perhatian pada isu mendesak yang sedang dihadapi. Namun, juga telah mengubah lanskap politik dengan memupuk aliansi tak terduga antara kelompok sayap kanan dan sayap kiri.
Masih harus dilihat bagaimana kolaborasi baru ini akan berdampak pada wacana dan tindakan politik di masa depan di Perancis.
Seorang partisipan yaitu Serge Klarsfeld dan istrinya Beate yang dalam sejarah lampau sempat turut serta membantu membawa penjahat perang Nazi ke pengadilan.
Lalu mendokumentasikan deportasi dan kematian 80.000 orang Yahudi dari Perancis yang dimusnahkan dalam Holocaust, mengungkapkan kesukacitaannya terhadap pergeseran pandangan politik yang terjadi.
“Bagi saya, DNA kelompok sayap kanan adalah antisemitisme. Jadi ketika saya melihat partai besar sayap kanan meninggalkan anti semitisme dan negasionisme dan bergerak menuju nilai-nilai Republik, tentu saja saya bersuka cita,” ungkap Klarsfeld yang kini sudah berusia 88 tahun. (paa/ads)