Pengawasan Iran atas Uranium
Sebuah laporan terpisah, mengatakan bahwa Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, merasa prihatin dengan Iran. Di mana, mereka masih belum bersedia untuk terlibat dalam penyelidikan badan tersebut.
Ia menekankan bahwa, penyelidikan di tiga titik yang tidak diberitahukan oleh Iran kepada IAEA adalah penting untuk kesepakatan nuklir baru.
Ditambah, IAEA mengatakan sudah hampir dua tahun lamanya sejak terakhir mereka diberi akses untuk memantau situs nuklir Iran.
Termasuk juga, sudah hampir lima bulan lamanya sejak alat pemantauan mereka dilepas oleh negara tersebut.
Alhasil, fasilitas pengayaan bawah tanah di Natanz adalah rumah bagi ribuan mesin Iran.
Diketahui, wilayah tersebut sempat menjadi sasaran sabotase di tahun 2021.
Pada saat itu, terjadi sebuah ledakan yang menghantam bagian pemasangan mesin sentrifugalnya, dan Iran menyebutnya sebagai sebuah tindakan terorisme nuklir.
Mereka juga mengatakan, penyerangan tersebut merupakan bagian dari perang bayangan antara Tehran dan Israel.
Sebagaimana demikian, Iran sudah memulai pengayaan nuklir mereka di Natanz sejak tahun 2019 lalu. (mic/fau)