ANDALPOST.COM — Pelabuhan kapal tersibuk di Jepang pada Kamis (6/7/2023), mengkonfirmasi adanya peretas yang mengganggu sistem operasi di pelabuhan tersebut. Pihak otoritas pelabuhan pun sedang mencari cara agar serangan tersebut bisa diatasi.
Diketahui, Pelabuhan Nagoya kena serangan peretas dua hari sebelumnya yaitu pada Selasa (4/7/2022). Serangan tersebut berdampak banyak pada pelabuhan yang menerima ratusan hingga ribuan peti kemas dalam sehari.
Dilansir dari berbagai sumber, Pelabuhan Nagoya merupakan pusat ekspor mobil dan mesin ekonomi Jepang. Oleh karenanya, pemerintah serta pihak pelabuhan mencoba untuk menanggulangi hal tersebut.
Sebab muncul kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang lebih luas dari serangan ransomware.
Ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya yang biasanya mengunci komputer organisasi korban sehingga peretas dapat meminta pembayaran. Ini kurang lebih kasus yang menimpa Bank Syariah Indonesia beberapa saat yang lalu.
Insiden peretasan dimulai pada Selasa ketika sistem komputer yang menangani kontainer pengiriman dimatikan. Menurut pernyataan dari Asosiasi Transportasi Pelabuhan Nagoya, peretasan itu memaksa pelabuhan untuk berhenti menangani peti kemas yang datang ke terminal dengan trailer.
Menurut informasi, Ini adalah serangan ransomware pertama yang dilaporkan di pelabuhan Jepang. Insiden tersebut pun telah menimbulkan kekhawatiran besar atas dampaknya terhadap ekonomi lokal dan rantai pasokan termasuk industri otomotif.
Media Jepang melaporkan bahwa LockBit, sejenis ransomware yang dikaitkan dengan peretas berbahasa Rusia, digunakan dalam peretasan tersebut. Serangan penjahat dunia maya LockBit pun beberapa waktu terakhir memang sedang berkembang pesat.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.