ANDALPOST.COM – Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dalam rangka mencapai visi-misi Indonesia sebagai negara maju, sejahtera dan berkeadilan sosial, Jumat (14/7/2023).
Upaya mewujudkan visi misi Indonesia itu disebut sebagai Indonesia Emas 2045.
Menurut situs resmi pemerintah Indonesia, peluncuran RPJPN ini merupakan cita-cita Indonesia dengan visi ‘Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan’.
Dalam mewujudkan cita-cita itu, pemerintah Indonesia telah membentuk Undang-Undang RPJPN 2025-2045 yang akan rampung pada September 2023.
Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki target pada usia 100 tahun kemerdekaan yang jatuh pada tahun 2045, Indonesia diharapkan telah menjadi negara maju.
Oleh karena itu, Kementerian PPN/Bappenas sebagai pengampu dokumen RPJPN 2025-2045 diketahui telah tuntas menyusunnya.
Melalui proses penyusunannya, mereka melibatkan berbagai pihak pemangku kepentingan yang akan berkontribusi dalam mengerucutkan target Indonesia sebagai negara maju.
Kemudian, berdasarkan catatan sejarah, Indonesia Emas telah ditetapkan sejak 1996 dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.
Para era tersebut, pemerintah menggagas Indonesia Emas dengan visi misi berbeda.
Mereka menginginkan adanya pengangkatan derajat bangsa Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera pada 2045.
Kemudian, dibentuknya Indonesia Emas itu juga didasari dengan empat fondasi utama.
Fondasi pertama yaitu sumber daya manusia unggul. Kedua, demokrasi yang matang. Ketiga, pemerintahan yang baik. Terakhir, keadilan sosial.
Prioritas Utama
Kemudian, pada upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 di era Presiden Joko Widodo, ia menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga prioritas yang akan dijadikan acuan dalam rangka menggapai visi tersebut.
Presiden Jokowi menjelaskan, prioritas pertama yaitu menjaga stabilitas bangsa dan negara.
“Stabilitas bangsa ini harus terjaga. Tidak ada satu negara pun yang berhasil mencapai sebuah kemakmuran saat kondisinya tidak stabil, enggak ada,” ucap Presiden RI.
Selanjutnya, prioritas kedua yang ia tekankan adalah keberlanjutan dan kesinambungan dalam memimpin.
Presiden menyampaikan bahwa kepemimpinan dalam sebuah bangsa diibaratkan dengan tongkat estafet. Hal itu membutuhkan adanya keberlanjutan dan bukan dimulai dari nol pada setiap kepemimpinan baru.
Ia menegaskan bahwa 56 persen penduduk Indonesia berada di Jawa dan 58 persen produk domestik bruto (PDB/GDP) berada di Jawa.
Hal ini merupakan masalah yang harus segera dihadapi, karena pemerataan harus dilakukan.
“Oleh sebab itu, beban harus dikurangi, pemerataan harus dilakukan. Tidak dalam jangka setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun, lima tahun yang akan datang, tetapi kita harus melihat visi yang jauh ke depan. Oleh sebab itu, hilirisasi, IKN Nusantara ini harus diperkuat, harus dilanjutkan, harus ditingkatkan,” pungkasnya.
Kemudian, prioritas ketiga yang ia katakana adalah sumber daya manusia (SDM). Hal ini dianggap menjadi kekuatan besar bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Ini kekuatan besar kita. Kita jangan hanya menang dari segi jumlah, tetapi juga harus dari segi kualitas SDM-nya,” lanjut Kepala Negara Indonesia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.