ANDALPOST.COM – Tim peneliti dari Hong Kong menciptakan perangkat kulit elektronik yang memungkinkan para penggunanya merasakan pengalaman nyata dalam dunia virtual, seperti Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR).
Sebuah tim yang dipimpin oleh para peneliti City University of Hong Kong (CityU) mempublikasikan temuannya pada jurnal Nature Machine Intelligence. Temuannya itu diberi judul “Encoding of Tactile Information in Hand via Skin-Integrated Wireless Haptic Interface”, Senin (17/10/22).
Bersama dengan Profesor Li Wenjung selaku Ketua Profesor di Departemen teknik Mesin, Dr. Wang Lidai selaku Associate Professor di Departemen Teknik Biomedis serta para peneliti lainnya, mereka menciptakan sistem haptik nirkabel yang diberi nama WeTac.
Perangkat nirkabel tersebut akan dikenakan pada tangan para penggunanya. Tekstur dari perangkat tersebut sangat lembut dan ultra tipis. Bahkan dapat memberikan sensasi sentuhan yang terpersonalisasi sehingga dapat terasa nyata meskipun dilakukan di dunia virtual.
WeTac melakukannya karena perangkat bekerja dengan mengumpulkan data sensasi sentuhan dari 32 elektroda yang tersebar pada telapak tangan dan jari-jari.
“Dengan kontrol tingkat sensasi, persepsi temporal dan spasial yang akurat, memungkinkan memberikan umpan balik yang dipersonalisasi saat pengguna berinteraksi dengan objek virtual,” tulis mereka dalam jurnal artikel karya para peneliti tersebut.
“Teknik ini menjanjikan pengalaman sentuhan yang lebih jelas di dunia virtual dan dalam interaksi manusia dengan mesin,” lanjutnya.
Solusi bagi Teknologi Sejenis
Agaknya, perangkat VR dan AR yang dikembangkan menjadi solusi dari teknologi sejenis yang belum maksimal dalam memberikan pengalaman semacam. WeTac terbuat dari hidrogel karet ultra tipis.
Komponen bahan tersebut akan memberikan sensasi kulit kedua yang dijamin terasa nyaman. Pasalnya, seluruh unit hanya berbobot sekitar 19,2 gram saja. Ukurannya pun cukup kecil, yakni 5 cm x 5 cm x 2,1 mm.
Selain itu, WeTac juga dilengkapi dengan baterai lithium-ion berukuran kecil yang dapat diisi ulang.
“Dengan kerapatan piksel yang relatif tinggi di seluruh area tangan, WeTac dapat memberikan stimulasi taktil dan mengukur ambang sensasi pengguna dengan cara yang fleksibel,” tulis dalam jurnal tersebut.
Data sensasi sentuhan yang telah tersimpan pada perangkat WeTac akan terhubung dengan sistem Bluetooth yang terletak di punggung tangan.
“Data ambang yang dipersonalisasi dapat diperoleh untuk memproduksi sensasi sentuhan virtual di tangan dengan intensitas stimulasi yang dioptimalkan dan untuk menghindari rasa sakit,” tulis dalam jurnal tersebut.
Melansir laman CityU, perangkat yang mereka kembangkan memiliki potensi besar jika diintegrasikan dengan fitur audio visual pada VR.
Tidak hanya itu, WeTac juga dapat memungkinkan pengguna memanipulasi objek virtual dan merasakan umpan balik haptic (sensasi sentuhan langsung).
“Umpan balik sentuh memiliki potensi besar, bersama dengan informasi visual dan audio, dalam virtual reality (VR). Jadi kami terus berusaha membuat antarmuka haptic lebih tipis, lebih lembut, lebih ringkas, dan nirkabel. Sehingga dapat digunakan secara bebas di tangan, seperti kulit kedua,” kata Dr Yu Xinge, Associate Professor di Departemen Teknik Biomedis di CityU, yang memimpin penelitian tersebut.
Gabungan antara data, WeTac, dan perangkat VR-AR ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang berbagai aplikasi, seperti permainan, olahraga dan pelatihan keterampilan, aktivitas sosial, dan kontrol robot jarak jauh.
“Stimulasi elektro taktil adalah metode yang baik untuk memberikan sentuhan virtual yang efektif bagi penggunanya,” jelas Dr. Yu.
“Namun, karena individu memiliki kepekaan yang berbeda. Kekuatan umpan balik yang sama mungkin dirasakan berbeda di tangan pengguna yang berbeda,” ungkapnya.
“Jadi kami perlu menyesuaikan parameter umpan balik yang sesuai untuk menyediakan alat universal bagi semua pengguna. Ini untuk menghilangkan hambatan utama lainnya dalam teknologi haptic saat ini,” tutupnya.
(NFK/MIC)