Edwin melihat, bahwa pengoperasian dari PLTS apung akan sejalan dengan komitmen PLN IP terhadap anak perusahaan nya, PT. Indonesia Tenaga Hijau.
Dalam menjelaskan komitmen dari kedua anak perusahaan tersebut, PLN IP bersama dengan PT. Indonesia Tenaga Hijau ingin mewujudkan suatu transisi energi yang ada di Indonesia.
Sehingga, kemunculan dari PLTS apung ini dapat menyokong upaya untuk dilakukannya pengoptimalisasi lahan potensial yang akan berlangsung dengan pembaruan energi.
Pengoperasian PLTS apung
Pembangunan dari PLTS apung ini, diposisikan di atas sebuah water pond dengan luas 1 hektar.
Adapun, dijelaskan dalam halaman resmi PLN, bahwa pembangunan dari PLTS itu sendiri memakan waktu selama delapan bulan hingga rampung.
Diperkirakan, pada tahun pertama, PLTS ini akan memproduksi listrik yang diketahui ramah lingkungan sebesar 1,4 kWh per tahunnya.
Lalu, dalam memproduksi per tahunnya, PLTS ini akan menurunkan emisi gas Co2 hingga 1.304 ton per tahun.
Sebagai tambahan, Edwin juga menjelaskan bahwa PLN pada dasarnya memiliki program-program inisiatif yang ditujukan untuk kooperasi dengan berbagai pihak.
Khusunya, program yang dikaitkan dengan transisi energi agar dapat dilaksanakan secara baik. Termasuk, konsolidasi dengan pihak bisnis dan lembaga pendanaan, guna untuk mendukung pemerintah mencapai NZE di 2060. (ben/adk)