ANDALPOST.COM — Pada periode parah-parahnya COVID-19, ratusan bahkan ribuan perusahaan harus beradaptasi dengan melakukan transformasi kerja dari jarak jauh.
Sehingga, pekerjaan yang tidak mengharuskan dilakukan dari kantor bisa dikerjakan di rumah.
Jika kewajiban saja harus beradaptasi dengan keadaan, hal-hal sekunder pun dipaksa untuk bisa ditekan dulu pelaksanaannya.
Contohnya melakukan kegiatan liburan. Dulunya, liburan selalu menjadi impian bagi seluruh orang di dunia. Hal ini dikarenakan berlibur dinilai sebagai salah satu hal yang bisa membuat individu-individu merasa senang usai jenuh dengan keseharian mereka.
Pada periode tersebut, industri pariwisata harus berjuang untuk terus bisa bertahan di tengah gempuran virus. Bayangkan saja, di Indonesia dulunya jumlah wisatawan mencapai jutaan, dan pada saat COVID-19 jumlahnya hanya ribuan.
Salah satu perusahaan yang mengalami dampak parah dari hantaman COVID-19 tersebut ialah AirBnb.
Perusahaan Amerika yang berbasis di San Francisco itu mengoperasikan pasar online untuk homestay, pun juga ikut terdampak. Serta pengalaman jangka pendek dan jangka panjang ini berjuang ekstra keras pada periode COVID-19.
Pendapatan Cerah Pasca Pandemi
Airbnb mengumumkan kuartal kedua yang paling menguntungkan pada hari Kamis (3/8/2023). Dalam rilis pendapatan tersebut Airbnb dengan bangga mengumumkan margin pendapatan bersih sebesar 26%.
Pendapatan tersebut bahkan menjadi pendapatan terbanyak yang pernah diraih. Sebelumnya, kenaikan terbanyak berada di kuartal kedua pada tahun lalu.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.