Bagi yang berisiko tinggi terkena pneumonia karena usia dan kesehatan yang buruk, maka dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
- CT scan dada. Tujuannya untuk mendapatkan tampilan paru-paru yang lebih baik dan mencari abses atau komplikasi lainnya.
- Tes gas darah arteri, yaitu digunakan untuk mengukur jumlah oksigen dalam sampel darah yang diambil dari arteri. Biasanya di pergelangan tangan. Tes ini dianggap lebih akurat daripada oksimetri nadi.
- Kultur cairan pleura, yaitu tes yang mengeluarkan sejumlah kecil cairan dari sekitar jaringan yang mengelilingi paru-paru. Tes ini berfungsi untuk menganalisis dan mengidentifikasi bakteri penyebab pneumonia.
- Bronkoskopi, sebuah prosedur yang digunakan untuk melihat saluran udara paru-paru. Dokter akan memeriksa terkait hal lain yang memengaruhi atau menyumbat saluran udara. Melalui tes ini, dapat pula mengambil sampel cairan atau biopsi jaringan paru-paru.
Upaya Pencegahan dan Penanganan
Pneumonia dapat menular melalui percikan di udara, dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri. Misalnya rajin mencuci tangan, tidak menyentuh area hidung atau mulut menggunakan tangan kotor, dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
Melalui situs resmi Siloam Hospitals, cara pengobatan pneumonia adalah mengonsumsi obat anti-virus, seperti zanamivir (Relenza) atau oseltamivir (Tamiflu). Dokter juga biasanya akan memberikan obat tambahan, seperti obat pereda nyeri, penurun panas, hingga obat batuk.
Adapun laporan dari situs resmi CDC merekomendasikan beberapa vaksin pencegah pneumonia yaitu vaksin flu, PCV, Hib, Pneumococcal polysaccharide, pertusis, dan cacar. Sedangkan vaksin untuk anak adalah pneumococcal conjugate vaccine (PCV 13).
Sementara itu, vaksin untuk semua usia bisa menggunakan pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV23). (rnh/zaa)