Sistem Diubah Manual
Salah satu dari tiga sumber Indian Railways yang semuanya memiliki pengetahuan tentang penyelidikan CRS mengatakan, penyelidikan awal menunjukkan bahwa sistem pensinyalan elektronik otomatis diubah secara manual, sehingga perangkat lunaknya harus dirusak.
“Kereta Api (India) yakin sistem itu dirusak,” kata sumber kedua, yang memiliki akses ke pengarahan tentang penyelidikan.
“Belum dapat dipastikan apakah intervensi itu disengaja atau karena kesalahan atau karena pekerjaan yang sedang berlangsung di dekat sinyal,” imbuhnya.
Sumber ketiga mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa sistem pensinyalan dilewati karena pekerja perbaikan berusaha memperbaiki penghalang yang tidak berfungsi.
Di sisi lain, jaringan kereta api India memang sedang bertranformasi hingga menelan biaya sebesar Rp446 miliar.
Termasuk pengadaan kereta api baru serta, stasiun modern di bawah dorongan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi untuk meningkatkan infrastruktur dan konektivitas.
Namun, kecelakaan pada 2 Juni lalu justru menimbulkan pertanyaan tentang apakah keselamatan kereta api India mendapat perhatian yang cukup.
Tetapi, pemerintah India mengatakan indikator keselamatan telah ditingkatkan selama bertahun-tahun.
Bahkan, mereka juga menyebut tingkat kecelakaan telah menurun dan keselamatan mendapatkan dana yang memadai.
Sayanganya, hal itu justru berbanding terbalik dengan adanya insiden tragis yang menewaskan ratusan orang tersebut. (spm/rge)