Diketahui, seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa dalam transit sebelumnya, Tsai telah terlibat dalam berbagai kegiatan di AS. Di antaranya, termasuk pertemuan dengan anggota kongres, diaspora Taiwan, dan kelompok lainnya.
“Jadi sama sekali tidak ada alasan bagi Beijing untuk menggunakan transit yang akan datang ini sebagai alasan. [Ataupun], dalih untuk melakukan kegiatan agresif atau pemaksaan yang ditujukan ke Taiwan,” kata pejabat itu.
Selain itu, para pejabat AS juga mendesak China untuk menjaga hubungan komunikasi dengan AS agar hubungan antara kedua negara tidak memburuk.
Diketahui, Tsai memang secara rutin melewati AS saat hendak bertolak ke sekutu diplomatik, termasuk Amerika Latin, Karibia, dan Pasifik.
Kendati bukan kunjungan resmi, namun ajang tersebut memang kerap digunakan pihak terlibat untuk pertemuan tingkat tinggi (summit).
Sehingga, pemerintah Taiwan dengan tegas, tak gentar atas ancaman China yang terlalu berlebihan tersebut.
Di sisi lain, kunjungan Tsai ke AS, diketahui membuat badan keamanan di Taiwan resah, lantaran kekhawatiran atas serangan yang mungkin saja diluncurkan oleh China.
Keresahan itu, sebagai dampak saat perwakilan negara AS, Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada tahun lalu. Diduga, China mengerahkan massa untuk menyerang Taiwan melalui dunia maya pada saat itu. (spm/adk)