ANDALPOST.COM – Gempuran antara para faksi militer di Sudan tepatnya di ibu kota Khartoum membuat banyak masyarakat yang terperangkap di dalam rumah mereka. Hal ini menimbulkan banyak permasalahan dalam melakukan perlindungan diri seperti kesulitan untuk mendapatkan makanan dan minuman selama konflik berlangsung.
Bukan hanya warga lokal, banyak warga negara asing yang berada di Sudan juga ikut terperangkap dalam konflik yang meledak sejak tanggal 15 April 2023 antara kelompok militer Rapid Support Forces (RSF) yang telah memicu terjadinya gempuran di negara tersebut.
Dalam aksi yang dilakukan RSF diketahui setidaknya terdapat 420 orang dinyatakan tewas dalam konflik itu. Di mana Krisis kemanusiaan dalam peperangan militer tersebut juga membuat kekisruhan dengan adanya penghancuran dan pembakaran rumah maupun toko setempat. Ini lah yang juga membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk mencari tempat untuk berlindung.
Tentunya sebagai pemerintah negara asal, para masyarakat asing yang tinggal di Sudan, sudah sepatutnya menunjukan kepedulian mereka terhadap warga negaranya di negara konflik itu. Di mana sejak pecahnya konflik banyak pesawat asing yang sudah mulai bermunculan untuk melakukan evakuasi terhadap warga negaranya untuk menarik mereka pulang dari Sudan.
Negara-negara Asing Mulai Melakukan Misi Pengevakuasian
Krisis kemanusiaan yang terjadi tentunya berdampak besar bagi kehidupan masyarakat, yang di mana dalam kemasyarakatan yang ada di Sudan itu sendiri, bukan hanya terdiri masyarakat lokal melainkan masyarakat global lainnya yang menetap di sana.
Tanggapan negara besar seperti Amerika mulai melakukan proses pengevakuasian. Dengan menggunakan helikopter MH-47 Chinook, pasukan penyelamatan tiba di Sudan tepatnya di pangkalan militer Amerika serikat di Djibouti.
Kedatangan helikopter MH-47 Chinook diketahui melakukan pendaratan selama satu jam saja dan telah mampu melakukan evakuasi terhadap kurang lebih 100 orang untuk ditarik kembali dari Sudan.
Lalu terdapat juga respon dari negara yang memiliki sistem Monarki yakni, Inggris. Dimana, melalui Perdana Menteri Rishi Sunak dia menulis di akun Twitternya @RishiSunak.
“Angkatan bersenjata Inggris telah menyelesaikan evakuasi diplomat Inggris dan keluarga mereka yang kompleks dan cepat dari Sudan, di tengah meningkatnya kekerasan dan ancaman yang signifikan terhadap staf kedutaan”.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.