ANDALPOST.COM — Perkembangan AI yang bertumbuh sangat pesat di beberapa tahun terakhir membuat banyak pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat. Para perusahaan teknologi juga seakan-akan tidak mau kalah dan terus melakukan inovasi.
Saat ini banyak perusahaan yang mulai merambah ke dunia AI. Tidak hanya OpenAI yang dikenal sebagai pelopor dari AI tersebut.
Kini telah ada Amazon hingga Microsoft yang juga ikut bermain di sektor yang terbilang baru tersebut.
Pemanfaatan AI di dunia nyata pun cukup banyak, mulai dapat membantu pekerjaan di kantor hingga sering dimanfaatkan oleh siswa untuk membantu dalam tugas.
Tetapi karena sering dianggap menjadi jalan pintas dalam pengerjaan tugas, banyak pihak yang merasa dirugikan oleh adanya AI. Oleh karena itu, para perusahaan AI melakukan pertemuan dengan otoritas Amerika Serikat (AS) untuk membahas masa depan teknologi ini.
Ada tujuh perusahaan terkemuka dalam kecerdasan buatan yang telah berkomitmen untuk mengelola risiko yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut.
Perwakilan dari Amazon, Anthropic, Google, Inflection, Meta, Microsoft, dan OpenAI menuju gedung putih pada Sabtu (22/7/2023) pagi WIB untuk membahas aturan baru ini.
Aturan Baru Dunia AI
Laju pengembangan alat-alat perusahaan pun telah memicu kekhawatiran akan penyebaran disinformasi. Terutama menjelang pemilihan presiden AS tahun 2024.
“Kita harus jeli dan waspada terhadap ancaman yang muncul dari teknologi baru yang dapat menimbulkan—tidak harus tetapi dapat menimbulkan—terhadap demokrasi dan nilai-nilai kita,” kata Presiden Joe Biden dalam sambutannya.
Dalam pertemuan tersebut, ada beberapa poin yang disepakati dan berhasil ditandatangani. Mulai dari sistem keamanan, hingga hak paten dari hasil AI.
Berikut beberapa poin yang berhasil disepakati oleh Gedung Putih dan juga Perwakilan perusahaan AI.
- Pengujian keamanan sistem AI mereka oleh pakar internal dan eksternal sebelum dirilis.
- Memastikan bahwa orang dapat mengenali AI dengan menerapkan watermark.
- Melaporkan kemampuan dan keterbatasan AI kepada publik secara teratur.
- Meneliti risiko seperti bias, diskriminasi dan pelanggaran privasi.
Untuk poin kedua akan cukup menyulitkan pihak yang selama ini konsisten menggunakan AI. Sebab tidak jarang, manusia tidak lagi menggunakan usahanya dan menyerahkan semuanya ke AI.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.