ANDALPOST.COM – Yellow Corp, perusahaan angkutan truk Amerika Serikat yang pernah menjadi pemimpin bisnis, telah mengajukan kebangkrutan.
Kebangkrutan yang diajukan ini merupakan bentuk dari Yellow yang menghentikan bisnisnya yang berusia 99 tahun, dan mempekerjakan sebanyak 30.000 pekerja.
Hal ini berpotensi untuk membebani pembayar pajak Amerika Serikat dengan kerugian dari penyelamatan pemerintah dari masalah lama yang dibawa hingga kini.
Perusahaan penyedia logistik berbasis di Nashville tersebut mengumumkan pada hari Minggu (6/8/2023) bahwa mereka telah mengajukan bantuan Bab 11, di Pengadilan Kebangkrutan Amerika Serikat untuk distrik Delaware.
CEO Darren Hawkins dalam pernyataannya mengkonfirmasi tutupnya perusahaan ini.
“Dengan sangat kecewa Yellow mengumumkan penutupan setelah hampir 100 tahun berbisnis,” ucapnya.
Perusahaan yang usianya hampir 100 tahun ini, berhenti beroperasi pada 30 Juli. Bahkan telah menjadi pemain dominan di segmen “kurang dari muatan truk” yang mengangkut kargo untuk banyak pelanggan dalam satu truk.
“Saat ini, tidak umum bagi seseorang untuk bekerja di satu perusahaan selama 20, 30, atau bahkan 40 tahun, namun banyak di Yellow melakukannya. Selama beberapa generasi, Yellow memberi ratusan ribu orang Amerika pekerjaan yang solid, bergaji tinggi, dan karier yang memuaskan,” tambahnya.
Yellow sendiri menyampaikan harapan perusahaannya untuk capai kesepakatan dengan para krediturnya, sambil menunggu persetujuan dari pengadilan.
Persetujuan dari pengadilan inilah yang akan memungkinkan untuk membayar upah dan tunjangan tertentu, serta beberapa kewajiban kepada vendor dan pemasok.
Diungkapkan oleh perusahaan, daftar panjang kreditur dalam pengajuan pengadilannya, dengan Amazon (AMZN), Home Depot (HD), dan Goodyear Tire & Rubber Company (GT) di antara 30 teratas dengan klaim tanpa jaminan.
Pengajuan ini dilakukan selama lebih dari satu minggu setelah perusahaan angkutan truk tersebut menghentikan operasinya. Inilah yang membuat sebanyak 30.000 orang kehilangan pekerjaan.
Hal ini diperingatkan dalam gugatan pada bulan lalu, bahwa perusahaan berisiko kehabisan uang yang dibutuhkan untuk terus beroperasi.
Perdebatan Antara Yellow dan Teamsters
Yellow mencari suntikan dana tunai yang tidak kunjung datang, maka itulah perusahaan berjuang dengan bisnis yang melambat, beban utang yang tidak terjangkau, serta pertarungan jangka panjang dengan serikat pekerja Teamsters.
Teamsters mewakili 22.000 dari 30.000 karyawannya, termasuk pengemudi dan sebagian besar pekerja pelabuhannya.
Teamsters menyalahkan kebangkrutan Yellow akan kemungkinan yang terbesar untuk kebangkrutan yang lain pada perusahaan angkutan truk s.
CEO Yellow, Darren Hawkins dalam pernyataannya mengatakan bahwa kepemimpinan Teamsters “dapat menghentikan rencana bisnis kami, benar-benar membuat perusahaan kami gulung tikar”.
Sebaliknya, International Brotherhood of Teamsters menyalahkan para eksekutif Yellow Corp. atas kematian perusahaan.
Presiden Umum Teamsters, Sean O’Brien, mengatakan bahwa Yellow memiliki pimpinan yang disfungsional dan rakus.
“C-suite Yellow yang disfungsional dan rakus gagal mengambil tanggung jawab karena menyia-nyiakan semua uang itu. Mereka masih belum melakukannya,” tuturnya.
“Mereka tanpa malu-malu menyematkan ketidakmampuan perusahaan mereka pada orang-orang yang bekerja,” lanjutnya.
Eksekutif Yellow mengatakan mereka berniat untuk membayar penuh pinjaman $700 juta yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menyelamatkan perusahaan pada tahun 2020 di bawah program bantuan pandemi.
Dikatakan oleh pakar kebangkrutan, kesuksesan mereka akan bergantung pada hasil penjualan properti Yellow dan sekitar 12.000 truk. (ala/fau)