ANDALPOST.COM – Pernah tidak kalian bertanya-tanya ke mana sampah krayon dibuang? Kemudian setelah dibuang, apakah berakhir sampai situ saja?
Perkenalkan, The Crayon Initiative, perusahaan yang berasal dari California, mengubah sampah krayon menjadi krayon baru, lalu mendonasikannya ke rumah sakit anak.
Ide mendirikan perusahaan non-profit ini muncul ketika Bryan Ware, pendiri The Crayon Initiative, sedang bekerja di restoran sambil ditemani anak-anaknya yang sedang menggambar menggunakan krayon.
Kemudian, beliau ditanya oleh salah satu pekerja yang bertugas untuk memasok barang.
“Apa yang akan dilakukan oleh krayon-krayon ini setelah sudah tidak terpakai?,” tanya-Nya.
Setelah mencari tahu, Ware menemukan sampah krayon pada akhirnya hanyalah menjadi sampah, tanpa daur ulang.
Perusahaan ini mendapatkan sumber krayon-krayon bekas dari berbagai tempat, khususnya sekolah.
Caranya adalah dengan menaruh kotak khusus The Crayon Initiative, seperti tempat sampah pada umumnya. Akan tetapi, box itu khusus untuk anak-anak yang ingin membuang krayonnya.
Berdasarkan data dari website resmi The Crayon Initiative, mereka telah mendonasikan ke lebih dari 240 rumah sakit anak dan 680.000 pasien. Selain itu, mereka telah mengumpulkan lebih dari 530 juta krayon yang dikumpulkan dari Tempat Pembuangan Akhir.
Krayon sebagai Alat Ekspresi Anak-anak
Kellye Carroll, direktur dari Chase Child Life Program Mattle Children’s Hospital di UCLA, dalam wawancaranya dengan The Crayon Initiative menyatakan bahwa, “Anak-anak dengan penyakit kronis sama saja dengan anak-anak sehat lainnya dengan pertumbuhan yang normal,” buka-Nya.
“Mereka ingin bermain, punya teman, bermain salon, mewarnai kukunya, menjadi seorang pahlawan,” lanjutnya.
Carroll kemudian menyatakan betapa pentingnya peran kita dalam memfasilitasi alat-alat kreatif yang dapat digunakan oleh anak-anak. Secara khusus, yang mengidap penyakit serius dan harus dirawat di rumah sakit.
“Kreativitas sebagai bentuk permainan bagi mereka merupakan hal yang sangat amat penting, karena mereka berada dalam lingkungan yang abnormal,” ungkap Carroll.
“Jadi, ketika kita memberikan mereka alat agar mereka bisa duduk dan benar-benar mengekspresikan apa yang mereka pikirkan,” lanjutnya.
“Lalu, merasakan, dan menceritakan pengalaman mereka, ini merupakan suatu hal luar biasa dan berdampak besar,” tutupnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.