ANDALPOST.COM — Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, melanjutkan kampanye hari keenamnya dengan berdialog bersama tokoh agama dan masyarakat Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (3/12/2023).
Di sela-sela dialog, seorang petani kopi dari Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Amirudin, menyampaikan keluhan yang dirasakan selama ini.
Secara lantang ia menyampaikan, jika Ganjar terpilih menjadi Presiden, diharapkan tidak hanya fokus membangun jalan tol. Ganjar diminta fokus memberantas korupsi terutama di daerah Kendari dan Sultra yang sudah sangat meresahkan.
”Yang perlu bagi kami adalah bagaimana caranya korupsi, koruptor ini dihabisi. Karena, itu yang merugikan kami dan negara. Itu saja permintaan kami,” ujar Amirudin sambil disambut tepuk tangan dari seluruh sukarelawan dan tokoh masyarakat yang hadir.
Dalam dialog yang digelar di salah satu hotel di Kendari, Ganjar mendengarkan berbagai aspirasi dari masyarakat. Mulai dari persoalan pertanian dan perkebunan hingga korupsi yang mengakar di pemerintahan setempat.
Selain Amiruddin, Wayan Gamu (56), Ketua Kelompok Tani Merah Putih, di Desa Potuho, Konawe Selatan, mengungkapkan, bertani dan berkebun adalah mata pencarian utama sebagian besar masyarakat di wilayahnya.
Namun, selama ini, mereka kesulitan untuk berkembang karena terbatas pada akses sarana dan prasarana pertanian.
“Harga pupuk urea sudah mahal, Pak. Kami sudah tidak sanggup lagi membelinya,” kata Wayan.
”Kami (mendapatkan) pupuk susah, beli mahal. Kemarin kemarau, air juga susah. Padahal, kalau semua bagus, panen itu bisa sampai 6 ton per hektar,” kata transmigran asal Bali yang telah 42 tahun menetap di Sultra ini.
Kondisi itu menyebabkan nasib petani semakin sulit dan terpinggirkan. Namun, kondisi ini ia anggap masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa daerah lain yang lahan pertaniannya tergantikan pertambangan dan industri.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.