Dirinya juga menjelaskan bahwa kemungkinan para korban disetubuhi oleh pelaku di ruang lab di lingkungan ponpes. Sebelum melakukan aksi bejatnya, para pelaku memanggil korban melalui empat asisten pelaku yang merupakan pengurus ponpes.
“Ada empat asisten, laki-laki semua. Jadi asisten itu yang mengarahkan ke para korban ke dalam ruangan lab untuk disetubuhi,” ucapnya.
Secara terpisah, Badaruddin selaku Direktur Lembaga Bantuan Hukum Provinsi NTB menyatakan bahwa sejauh ini korban dari HSN sudah mencapai 41 santriwati. Dimana rata-rata santriwati tersebut berumur 15-16 tahun.
Dirinya menjelaskan bahwa sama seperti LSN, HSN juga menjanjikan para santriwati tersebut surga dan wajah berseri.
“Modus yang ditawarkan wajah bercahaya dan berkah agar masuk surga. Jadi, para korban dipegang dan diperkosa seperti diperdaya. Semua korban hampir sama prosesnya,” ucap Badar.
“Jadi setiap melakukan aksinya, pelaku ini memanggil korban ke dalam rumahnya. Di sana, dia (korban) dipegang tidak sadarkan diri, baru dibawa ke dalam kamar pelaku,” tambahnya. (rge/zaa)