ANDALPOST.COM – Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, menyatakan bahwa negara Inggris harus dapat mempertahankan posisinya, sebagai salah satu negara yang memiliki modal teknologi. Khususnya, dalam hal teknologi AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan, Minggu (11/06/2023).
Melalui Reuters, PM Sunak dilaporkan akan mengumumkan terkait pentingnya kesempatan dan tantangan akan AI, khususnya kepada pemimpin-pemimpin teknologi.
Hal tersebut, menurut kantor PM, ia akan umumkan melalui acara London Tech Week 2023, yang diselenggarakan pada tanggal 12-16 Juni mendatang.
“Kami harus bertindak dengan cepat, jika kita masih tetap ingin mempertahankan posisi kita sebagai salah satu modal teknologi dunia,” ungkap PM Sunak, melalui terbitan pre-rilis via Reuters.
“[Kita harus dapat], membuat negara ini sebagai negara terbaik untuk memulai (teknologi AI), untuk mengembangkan dan investasi dalam bisnis-bisnis teknologi,” lanjutnya.
Tujuan Pemerintah dan Prioritas PM Sunak
Sebelumnya, pemerintah-pemerintah dunia telah melakukan berbagai upaya untuk mencari suatu keseimbangan untuk teknologi AI.
Khususnya, terkait keseimbangan antara regulasi atau pembatasan terhadap AI dan untuk mendukung inovasi dan perkembangan teknologi tersebut.
Tidak terkecuali, Inggris juga telah melakukan suatu regulasi penting untuk teknologi itu. Alhasil, dilaporkan, bahwa mereka membagi tanggung jawab regulasi AI mereka antara hak asasi manusia, kompetisi, dan kesehatan di Inggris.
Selain itu, PM Sunak sendiri diprediksi akan menjelaskan bahwa sektor teknologi adalah salah satu prioritas utamanya saat ini.
Ia juga akan menyebut, terkait bagaimana pemerintah Inggris akan menggunakan kesempatan yang ada, dalam mengembangkan ekonomi dan bisnis teknologi.
Khususnya, untuk memanfaatkan teknologi-teknologi transformatif yang sedang mengalami kenaikan investasi dan perkembangan dalam waktu belakangan ini, seperti AI.
“Ini adalah tujuan saya, Dan saya merasa suatu urgensi dan tanggung jawab, agar kami dapat meraih hal tersebut,” ungkap PM Sunak, via terbitan pre-rilis.
“Saya tidak hanya inginkan Inggris sebagai rumah intelektual, tetapi juga menjadi rumah secara geografi akan regulasi keamanan AI secara global,” lanjutnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.