ANDALPOST.COM — Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti mengatakan tidak akan menyerahkan negaranya kepada milisi fasis Serbia. Meski telah terjadi bentrokan di wilayah utara atas pelantikan walikota etnis Albania dalam pemilihan yang disengketakan, Rabu (31/5/2023).
Puluhan penjaga perdamaian NATO terluka akibat bentrokan brutal yang meletus, pada Senin (29/5/2023).
Pasalnya, pada demonstran Serbia mencoba untuk menghalangi walikota yang baru terpilih untuk menjabat di kotamadya Zvecan di utara.
Pasukan Kosovo NATO (KFOR) mengatakan, mereka akan mengerahkan pasukan tambahan ke wilayah tersebut setelah bentrokan.
Namun, menyebabkan beberapa penjaga perdamaian terluka oleh pentungan, senjata api, dan bom molotov.
Demonstran kembali berkumpul di luar gedung kota di Zvecan, pada Rabu (31/5/2023).
“Kami tidak menghadapi pengunjuk rasa damai, kami menghadapi gerombolan ekstrimis,” kata Kurti.
“Ini adalah milisi fasis yang menyerang polisi dan tentara NATO kami,” imbuhnya.
Namun, pemerintah Kurti dikritik oleh Amerika Serikat (AS) dan negara lainnya. Sebab telah meningkatkan konflik kian memanas.
“Keputusan Pemerintah Kosovo untuk memaksa akses ke gedung-gedung kota secara tajam dan meningkatkan ketegangan yang tidak perlu,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
“Perdana Menteri Kurti dan pemerintahnya harus memastikan bahwa walikota terpilih menjalankan tugas transisi mereka dari lokasi alternatif di luar gedung kota, dan menarik pasukan polisi dari sekitarnya,” bebernya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.