Anies juga menegaskan bahwa ia tetap menghormati Prabowo dan menganggapnya sebagai senior.
“Saya menghormati Pak Prabowo sebagai senior,” kata Anies.
“Saya tidak pernah mengatakan bahwa beliau tidak mendukung demokrasi.”
Pembelaan mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak hanya berhenti disitu. Ia bahkan menyinggung terkait sikap Prabowo. Menurutnya Prabowo yang dulu menjadi oposisi tidak sabar dan tergoda bergabung ke kekuasaan.
Bagi Anies ini menjadi indikasi jika berada dalam kekuasaan sangat menggoda. Eks Menteri Pendidikan itu bahkan mengklaim jika Prabowo sengaja masuk dalam kekuasaan agar bisa mempermudah jalur bisnisnya.
“Kekuasaan itu memang menggoda, bahkan Pak Prabowo sendiri telah menunjukkannya dengan tidak tahan menjadi oposisi.”
“Bagaimanapun memiliki jabatan dalam lingkar kekuasaan akan mempermudah jalan kita dalam berbisnis,” balas Anies.
Sebelumnya, Anies menganggap saat ini masyarakat tidak percaya dengan demokrasi yang berlangsung di Tanah Air.
Alasannya, indeks demokrasi mengalami penurunan. Lalu, pasal karet bermunculan. Kemudian, tidak ada Partai Politik (Parpol) yang cukup mampu menjadi oposisi.
Momen debat soal pembahasan mengenai demokrasi antara Prabowo dan Anies begitu sengit. Pasalnya Anies mewakili suara oposisi yang menginginkan perubahan akibat ketidakpuasannya dengan kebijakan pemerintah.
Sedangkan Prabowo mewakili suara pemerintah yang akan meneruskan berbagai program yang dianggap berjalan dan memuaskan rakyat. (pam/ads)