ANDALPOST.COM – Presiden Joko Widodo tengah melanjutkan kunjungan kenegaraan ke APEC Haus, Papua Nugini sejak tanggal 5 Juli 2023.
Berdasarkan laporan dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, kedatangannya ke Papua Nugini dikabarkan untuk mempererat kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Papua Nugini pada Kamis, (6/7/2023).
Kedatangannya tersebut disambut baik oleh Perdana Menteri James Marape dan tiba di APEC Haus dengan sambutan tarian tradisional Papua Nugini yang disebut ‘Hiri Moale’.
Tarian tersebut merupakan lambang sambutan yang hangat dan ramah dari tuan rumah.
Sesampainya Presiden Jokowi di APEC Haus, PM Marape langsung memperkenalkannya kepada pejabat pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Deputi Perdana Menteri, Menteri Imigrasi, Perbatasan dan Pertahanan John Rosso. Selain itu, juga dihadiri Menteri Perikanan Jelta Wong, Menteri Kesehatan Lino Tom, Menteri Pertanian Aye Tambua, Menteri Pendidikan Jimmy Uguro, Menteri Pendidikan Tinggi Don Poyle.
Lebih lanjut, pertemuan tête-à-tête itu juga dihadiri oleh Menteri Kopi Joe Kuli, Menteri Kelapa Sawit Francis Maneke, Menteri Perusahaan Negara William Duma dan Menteri Transportasi dan Penerbangan Sipil Walter Schnaubelt.
Setelah melewati pertemuan tersebut yang berlangsung selama 35 menit, Presiden Jokowi langsung melanjutkan pertemuan bilateral bersama pemerintah Papua Nugini.
Delegasi Indonesia
Pertemuan bilateral itu dihadiri oleh delegasi Indonesia yang merupakan sejumlah menteri.
Di antaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Selain itu juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Plh. Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Adi Dzulfuat, serta Konsul Republik Indonesia di Vanimo Allen Simarmata.
Pada pertemuan bilateral tersebut, Presiden Jokowi dan PM Marape menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).
Penandatanganan MoU tersebut terkait dengan kerja sama di berbagai sektor krusial.
Di antaranya adalah kerjasama bidang pendidikan tinggi antara menlu Retno Marsudi dan Menteri Pendidikan Tinggi Papua Nugini, Don Poyle.
Dalam MoU tersebut juga menekankan komitmen kedua negara dalam rangka mempererat kerja sama di bidang pendidikan tinggi.
Kerja sama tersebut diketahui meliputi pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, serta pengembangan kurikulum.
Melalui kerja sama tersebut, Presiden Jokowi menyatakan pentingnya mendahulukan pendidikan tinggi antara Indonesia dan Papua Nugini.
Hal tersebut dinilai sebagai peluang pembuka bagi masyarakat kedua negara untuk saling bertukar pendidikan.
“Kerja sama di bidang pendidikan tinggi akan membuka peluang bagi mahasiswa kedua negara untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan. Sehingga memperkuat hubungan bilateral dan memajukan sektor pendidikan di kedua negara,” pungkas Presiden Jokowi kepada awak media.
Keputusan kedua belah pihak dalam kerja sama di bidang pendidikan tinggi itu juga disambut baik oleh Menteri Pendidikan Don Poyle. Ia menyebutnya sebagai langkah signifikan dalam upaya memperluas kerja sama pada sektor pendidikan.
“Kami berharap kerjasama ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Papua Nugini. Dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa kami untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan dari Indonesia, yang memiliki sistem pendidikan yang berkualitas,” ucap Menteri Don Poyle.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.