Penembakan Massal Mengejutkan Serbia
Puluhan ribu warga Serbia berunjuk rasa di Beograd awal bulan ini setelah dua penembakan mematikan berturut-turut. Membuat negara itu dan kawasan Balkan di sekitarnya mengalami guncangan.
Seorang tersangka berusia 13 tahun melakukan serangan yang menurut para pejabat telah direncanakannya selama berbulan-bulan.
Sehari kemudian, seorang tersangka berusia 21 tahun di dalam mobil yang bergerak menembaki orang lewat di sebuah kota di Selatan Beograd.
Menyusul penembakan tersebut, serikat pendidik Serbia mengumumkan pemogokan dan menyerukan diakhirinya promosi kekerasan di negara itu.
“Kami menuntut larangan promosi dan penampilan publik semua penjahat yang dihukum, serta semua reality show di mana para pesertanya berperilaku kasar,” bunyi pernyataan mereka.
Pada pawai protes mereka, orang Serbia menuntut keamanan yang lebih baik, larangan konten kekerasan di TV dan pengunduran diri menteri.
Diketahui, Vucic menjadi presiden SNS pada 2012 silam. Ia menggantikan Tomislav Nikolic yang menjabat sejak 2008 ketika partai tersebut dibentuk sebagai cabang dari Partai Radikal Serbia ultranasionalis.
Ia pertama kali menjabat sebagai wakil perdana menteri dan perdana menteri. Lalu terpilih sebagai presiden pada 2017 dan 2022.
Masa jabatan keduanya dan terakhir berakhir pada 2027. Bersama sekutunya, SNS memegang mayoritas 164 kursi dari 250 anggota parlemen.
Seorang penghasut nasionalis selama perang pada 1990-an, Vucic kemudian menganut kebijakan pro-Eropa. Serta memproklamasikan keanggotaan Serbia di Uni Eropa sebagai tujuan strategisnya.
Ia juga mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia dan China. (spm/ads)