Dalam keterangan seorang sumber CIA kepada Hersh, dana yang diselewengkan itu sebelumnya dialokasikan untuk pembayaran diesel.
“Zelensky dan rombongannya menggelapkan setidaknya US$ 400 juta (Rp 5,9 triliun) dari dana AS yang dimaksudkan untuk pengadaan diesel tahun lalu,” tulisnya dalam dalam artikel baru di Substack, dikutip Russia Today, Kamis, (13/4).
Tidak hanya itu, menurut sumber terpercaya, saat ini pemerintah Ukraina khususnya kementerian yang berada di Kyiv sedang berlomba-lomba untuk mendirikan perusahaan yang tujuannya untuk ekspor senjata dan amunisi.
Dari perusahaan inilah mereka mengambil keuntungan.
Tanggapan AS
Meski begitu, AS ambil sikap untuk membela pemerintah Ukraina. Amerika Serikat menilai tidak ada bukti dari penyalahgunaan senjata tersebut.
Sementara Hersh mengutip sumber intelijen yang merujuk pada pertemuan bulan Januari antara Zelensky dan Direktur CIA William Burns.
Pejabat AS itu diduga memberikan daftar 35 jenderal dan menteri yang diketahui CIA sebagai otoritas yang korup.
“Pejabat senior Ukraina juga mengeluh bahwa Zelensky mengambil bagian yang lebih besar dari uang skim. Daripada yang diberikan kepada para jenderal,” sumber itu menjelaskan.
Hersh mengungkapkan, bahwa tanggapan dari pemimpin Kyiv terkait hal ini adalah memecat staf dari Kabinet Menteri, pemerintah daerah, dan bagian lain dari pemerintahan nasional.
Ukraina mengklaim langkah itu merupakan bagian dari strategi anti-korupsi.
Pada awal tahun ini, 5 pejabat Ukraina memang dikabarkan mundur dan juga dipecat oleh Presiden Ukraina. Alasannya, ialah skandal korupsi yang membabi buta di negeri tersebut sangat merugikan rakyat.
Kelima pejabat yang mundur atau dipecat itu antara lain Wakil Menteri Pertahanan Vyacheslav Shapovalov, Wakil Jaksa Agung Oleksiy Symonenko, dan Wakil Kepala Staf Presiden Kyrylo Tymoshenko.
Dua pejabat lainnya yang mundur yakni Wakil Menteri Komunitas dan Pengembangan Wilayah, Vyacheslav Negoda dan Ivan Lukerya. (azi/ads)