ANDALPOST.COM — Profesor Emy Susanti, Dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair), mengkritik visi misi pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Prof. Emy menilai visi misi Ganjar-Mahfud tidak memiliki sisi kemanusiaan.
“Saya melihat visi misi Ganjar-Mahfud terlalu teknis dan tidak menyentuh aspek kemanusiaan,” kata Emy Susanti.
Emy menyoroti beberapa poin dalam visi misi Ganjar-Mahfud, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Emy menilai poin-poin tersebut penting, tetapi tidak menyentuh aspek kemanusiaan.
“Pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan penting, tetapi itu hanya alat untuk mewujudkan tujuan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan dan keadilan sosial,” kata Emy.
Beberapa, Emy juga menyoroti poin dalam visi misi Ganjar-Mahfud yang berkaitan dengan penguatan demokrasi dan hukum.
“Penguatan demokrasi dan hukum penting, tetapi itu hanya untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi tercapainya tujuan yang lebih besar, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Emy.
Guru besar Unair itu menyarankan agar Ganjar-Mahfud menambahkan poin-poin dalam visi misi mereka yang berkaitan dengan aspek kemanusiaan.
“Saya sarankan Ganjar-Mahfud menambahkan poin-poin dalam visi misi mereka yang berkaitan dengan aspek kemanusiaan,” kata Emy.
“Misalnya, poin tentang kesetaraan gender, perlindungan anak, dan pelestarian lingkungan,” kata Emy.
Emy menilai visi misi tersebut terlalu umum dan tidak memiliki indikator yang jelas terkait dengan slogan Indonesia adil dan sejahtera. Apa yang dibawa Ganjar dengan Mahfud soal Indonesia Adil dan Sejahtera menurutnya tidak ada hal yang jelas.
“Apa yang dimaksud dengan adil dan sejahtera? Apakah itu hanya sekadar meningkatkan pendapatan masyarakat? Atau juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat?” kata Emy.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.