Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Puluhan Orang Tewas Akibat Serangan Udara Militer Myanmar

Militer Myanmar telah dituduh melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil karena terlibat dalam serangan besar untuk menekan perlawanan bersenjata. (Foto: Ann Wang/Reuters)

ANDALPOST.COM — Militer Myanmar melancarkan serangan udara di pusat kota yang kerap disebut benteng penentang kudeta sejak dua tahun lalu, Selasa (11/4).

Media serta saksi mata setempat mengungkapkan, puluhan orang tewas dan terluka dalam serangan tersebut.

Serangan udara itu juga menjadi serangan terburuk sejak militer menguasai negara Myanmar.

Menurut laporan yang ada, sebanyak 50 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan di kota Pazigyi.

Tony Cheng dari Al Jazeera pun mengatakan, serangan udara terjadi saat penduduk berkumpul untuk peresmian kantor administrasi.

“Pada pukul 7:35 pagi massa diserang oleh jet dan diikuti oleh helikopter Mi-35,” kata Cheng.

“Dikonfirmasi 40 orang tewas namun jumlah korban dapat lebih banyak. Pembantaian itu sangat mengerikan. Semua laporang menyebut warga sipil yang menjadi korban jauh dari target militer nan sah,” imbuhnya.

Sayangnya penguasa militer Myanmar enggan memberikan tanggapan atas insiden tersebut.

Wilayah Sagaing di dekat kota terbesar kedua Mandalay telah melakukan perlawanan sengit terhadap aturan militer yang telah berkecamuk selama berbulan-bulan.

Sebuah video yang beredar di media sosial pun menunjukkan penyerangan tersebut.

Selain itu, terlihat juga mayat-mayat berserakan di antara reruntuhan rumah.

“Kami akan menyelamatkan Anda jika kami mendengar Anda berteriak,” kata seseorang dalam satu video.

“Tolong berteriak!” tegasnya.

Teroris

Angkatan bersenjata Myanmar diduga melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil lantaran terlibat dalam serangan besar guna menekan perlawanan.

Pada Maret lalu, pemimpin kudeta Myanmar Min Aung Hlaing berjanji untuk menangani secara tegas teroris yang melawan pemerintahannya.

Seorang anggota Pasukan Pertahanan Rakyat setempat (PDF), sebuah milisi anti-junta menyebut serangan jet tempur terjadi di sebuah upacara yang diadakan untuk membuka kantor lokal di sana.

“Sampai saat ini jumlah pasti korban masih belum diketahui. Kami belum bisa mengambil semua jenazah,” kata anggota PDF yang enggan menyebutkan namanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.