ANDALPOST.COM — Hujan lebat yang melanda Tanzania akhir pekan ini menyebabkan bencana tanah longsor. Sehingga ratusan orang menjadi korban jiwa dalam insiden nahas tersebut, Senin (4/12/2023).
Perdana Menteri Kassim Majaliwa mengatakan dalam komentar yang disiarkan di televisi pada hari Senin bahwa jumlah korban luka mencapai 116 orang.
Majaliwa mengatakan, tanah longsor telah menghancurkan separuh dari satu desa yang ia kunjungi.
“Kami di sini di depan mayat rekan-rekan kami. Kami telah kehilangan 63 orang yang kami cintai. Dari total korban yang hilang, 23 laki-laki dan 40 perempuan,” terang Majaliwa dalam acara perpisahan dengan jenazah mereka yang meninggal di distrik Hanang, Tanzania utara.
“Rekan-rekan warga Tanzania, ini adalah sebuah tragedi,” katanya.
Namun, Ratu Sendiga, Komisaris Wilayah Manyara Utara, mengatakan jumlah korban tewas mencapai 68 orang.
Sebelumnya pada hari Senin, Zuhura Yunus, juru bicara kantor kepresidenan, mengatakan banjir telah berdampak pada sedikitnya 1.150 rumah tangga dan 5.600 orang, dan 300 hektar lahan pertanian juga hancur.
“Meskipun terdapat banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya penyelamatan karena jalan rusak dan lumpur serta kayu memenuhi jalan, pemerintah melakukan yang terbaik untuk mengatasinya,” kata Yunus.
Penyebab
Banjir tersebut merupakan contoh terbaru cuaca ekstrem yang melanda negara-negara Afrika Timur. Seperti Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Sudan Selatan, dengan ratusan orang tewas sejak musim hujan di kawasan itu dimulai pada bulan Oktober.
Perubahan iklim menyebabkan kejadian cuaca ekstrem yang lebih intens dan lebih sering terjadi, menurut para ilmuwan iklim.
Sebagai tanggapannya, para pemimpin Afrika mendorong pajak global baru dan perubahan pada lembaga keuangan internasional untuk membantu mendanai aksi perubahan iklim.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.