Presiden Samia Suluhu Hassan, yang menghadiri pertemuan puncak iklim PBB di Dubai, mengatakan bahwa ia akan kembali dari perjalanan lebih awal untuk menangani krisis ini.
“Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban dan telah mengarahkan seluruh pasukan keamanan kami untuk dikerahkan ke daerah tersebut dan membantu mereka yang terkena dampak,” kata Hassan melalui pesan video.
Banjir terjadi setelah periode kekeringan parah yang menyebabkan tanah di wilayah tersebut menjadi lebih kering dan kurang mampu menahan air. Sehingga meningkatkan risiko banjir bandang.
Berbicara kepada wartawan pada hari Minggu (3/12/2023), Sendiga mengatakan sekitar 100 rumah terendam di desa Katesh. Sekitar 300 kilometer (185 mil) utara ibu kota, Dodoma, dan petugas penyelamat terus mencari orang-orang yang terkubur dalam lumpur.
Pada KTT iklim PBB COP 28 di Dubai, Hassan menyoroti fakta bahwa negara-negara miskin menghadapi risiko yang tidak proporsional akibat perubahan iklim. Meskipun faktanya negara-negara kaya di Barat memikul tanggung jawab atas sebagian besar emisi kumulatif yang mendorong perubahan iklim.
“Harus dikatakan, komitmen yang tidak terpenuhi mengikis solidaritas dan kepercayaan, serta mempunyai konsekuensi yang merugikan dan merugikan bagi negara-negara berkembang,” kata Hassan.
“Negara saya sendiri kehilangan 2 hingga 3 persen PDB-nya karena perubahan iklim,” imbuhnya.
Selain itu, di negara tetangga Kenya, dimana banjir sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 154 orang, tepian Sungai Voi di bagian selatan negara itu meluap pada hari Senin, kata Palang Merah Kenya. (spm/ads)