“Perlawanan di Gaza mengamati meningkatnya kejahatan musuh terhadap rakyat kami di Tepi Barat yang diduduki, dan kesabarannya hampir habis,” kata Abu Obeida.
Partai politik Palestina mengumumkan pemogokan umum di kota Ramallah dan Nablus pada Rabu kemarin sebagai dampak dari serangan tersebut.
Mereka juga menghimbau warga Palestina lainnya untuk turun di dekat pos pemeriksaan tentara Israel untuk menggelar aksi unjuk rasa.
Sejumlah warga telah menjadi korban kekejaman pasukan Israel sejak awal 2023.
Hingga kini jumlah korban mengalami peningkatan sebanyak 61 orang meninggal, termasuk 13 anak-anak.
“Kami mengutuk penyerbuan pendudukan ke Nablus dan kami menyerukan diakhirinya serangan lanjutan terhadap rakyat kami,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Tahun Paling Mematikan
Serangan Israel kian meningkat ditandai dengan aksi penangkapan serta pembunuhan di kota-kota dan desa-desa di Tepi Barat yang diduduki sejak Juni 2021.
Aksi keji tersebut menargetkan warga sipil dan para pejuang Palestina.
Pada Maret 2022, menyusul serangkaian serangan individu Palestina di Israel, tentara Israel melancarkan kampanye militer yang menyebabkan PBB mengklaim sebagat tahun mematikan.
Pasalnya, banyak warga Palestina menjadi korban dalam serangan tersebut.
Sekitar 171 warga menjadi korban, termasuk lebih dari 30 anak-anak, dibunuh oleh tentara Israel di Tepi Barat pada tahun lalu. (spm/fau)