Punya Banyak Teman hingga Menghasilkan Cuan: Daya Tarik Game Pokemon GO

Pemain Pokemon Go di acara Safari Zone di Gardens By The Bay. (Foto: Istimewa Vera Ang/CNA)

ANDALPOST.COM – Game Pokemon GO berhasil menarik 232 juta pemain. Hal itu bermula pada tahun 2016 silam dimana game tersebut pertama kali dirilis di kota-kota seluruh dunia.

Semenjak itu, banyak orang menghabiskan waktu untuk menatap ponsel mereka, bergegas ke jalan ataupun taman untuk memainkan game andal tersebut. Alhasil, Pokemon GO layaknya pencarian makhluk yang tidak pernah berakhir.

Enam tahun kemudian atau tepatnya pada tahun ini, jumlah pemain Pokemon GO kian berkurang. Hal ini berdasarkan situs analisis aplikasi Business of Apps. Situs tersebut juga mengungkapkan jumlah pemain aktif mengalami penurunan lebih dari setengahnya.

Kendati begitu, dengan lebih dari 100 juta pemain dan kekayaan yang telah dikeluarkan untuk permainan ini membuat Pokemon GO masih berjaya.

Platform pemantauan data Sensor Tower melaporkan pada bulan Juni lalu, sebanyak Rp 94 triliun telah dihabiskan oleh para pemain untuk Pokemon GO sejak diluncurkan pada tahun 2016.

Bahkan di tahun 2020 lalu, di saat penerapan lockdown akibat COVID-19, Pokemon GO terus dimainkan. Masih di tahun yang sama, permainan tersebut juga memberikan upah kepada pemain yang terus memperbaiki Pokemon mereka di rumah senilai Rp 20 miliar.

Terlepas dari nominal yang menggiurkan, penggemar Pokemon GO mengatakan orang-orang sering terkejut mengetahui game ini masih ada beserta komunitasnya juga berkembang pesat.

Sehingga, rasa kebersamaan mendorong para pemain untuk menjalin pertemanan atau persahabatan.

Pokemon GO di Singapura

YouTuber asal Singapura Brandon Tan (31) merupakan salah satu pemain Pokemon GO.

Bahkan, ia telah dianggap sebagai pemimpin komunitas. Brandon Tan juga dinobatkan sebagai pemain pertama di dunia yang mampu mengumpulkan satu miliar poin pengalaman dalam permainan tersebut.

Sebelum terjun ke Pokemon GO, Brandon Tan merupakan pemain terkenal di permainan seluler lain bernama Clash of Clans.

Saat dia mulai mengunggah konten terkait Pokemon GO di saluran YouTube-nya pada tahun 2019, dia menghadapi pertanyaan biasa: “Bukankah Pokemon sudah mati? Orang masih bermain Pokemon GO? Saya pikir hanya orang tua yang bermain?”

Dia mengarahkan orang-orang skeptis ke acara langsung yang diadakan secara rutin di seluruh dunia, yang dihadiri oleh ribuan orang dari segala usia.

Sebuah acara yang dikenal sebagai Safari Zone, yang memungkinkan pemain menangkap Pokemon. Biasanya ditemukan secara eksklusif di wilayah lain, baru-baru ini diadakan di Singapura dari 18 November hingga 20 November 2022 di Gardens by the Bay.

Dalam laporan pasca-acara pada Senin (21/11/2022), pengembang Niantic mengatakan lebih dari 18.000 pemain menghadiri acara tiga hari tersebut.

Brandon memperkirakan saat ini ada antara 40.000 hingga 60.000 pemain Pokemon GO aktif di Singapura.

“Jumlah pemain di sini gila dibandingkan dengan banyak negara,” ujar Brandon.

Menurut Brandon, ada sekitar 2.800 sasana serupa di Singapura, belum termasuk yang bersponsor. Jumlah maksimum pemain yang dapat ditampung oleh sasana ini pada satu waktu berjumlah sekitar 16.800, yang menurutnya tidak cukup untuk memenuhi permintaan.

“Benar-Benar Istimewa”

Dikutip dari CNA, daya tarik permainan tersebut tidak hanya mengumpulkan manusia namun juga membangun hubungan baik di dunia virtual maupun di kehidupan nyata.

Brandon menyebut Pokemon GO sebagai “permainan yang sangat spesial”.

“Saya telah memainkan game lain sejak saya berusia 10 tahun, tetapi saya tidak dapat menemukan game apapun yang membawa perasaan dan nilai sentimental yang sama dengan yang saya dapatkan dari Pokemon GO,” imbuh Brandon.

“Komunitas dan pertemanan yang Anda bangun dari memainkan game ini benar-benar istimewa,” sambungnya.

Brandon menjelaskan banyak kenangan selama dirinya bermain Pokemon GO. Mulai dari kenangan bersama teman-temannya hingga mengikuti acara lokal dan bahkan bepergian ke luar negeri untuk menghadiri acara game tersebut. (SPM/FAU)