Meski begitu, Washington menilai belum ada tanda-tanda Rusia akan menggunakan senjata nuklir dalam waktu dekat.
Perang di Ukraina telah meningkatkan krisis hubungan antara kedua negara sejak Perang Dingin.
Terlebih ada perjanjian kontrol senjata nuklir dan kedua belah pihak justru mencela satu sama lain di depan umum.
Pernyataan Putin mengenai nuklir pun telah menimbulkan keprihatinan tersendiri.
Pada September 2022, Putin memperingatkan Barat bahwa peringatan tersebut bukanlah gertakan semata.
“Rusia akan menggunakan semua cara yang ada untuk melindungi rakyat dan negara ini,” terang Putin.
Namun, masih belum jelas di mana Rusia akan menyimpan hulu ledak nuklirnya di Belarusia.
Jangkauan
Putin merupakan pembuat keputusan akhir dalam setiap peluncuran nuklir.
Ia menyebut rudal balistik jarak pendek bergerak Iskander yang dapat mengirimkan hulu ledak nuklir telah diserahkan ke Belarusia.
Sumber Rusia pun mengatakan Iskander memiliki jangkauan 500 km.
Sementara itu, Belarus mengatakan pesawat Su-25 telah diadaptasi untuk membawa hulu ledak.
Jet Sukhoi-25 memiliki jangkauan hingga 1.000 km, menurut sumber Rusia.
Jika senjata diluncurkan dari pangkalan udara utama Belarusia di luar Minsk, kendaraan pengiriman itu berpotensi menjangkau hampir seluruh Eropa timur. Termasuk sejumlah anggota NATO serta kota-kota seperti Berlin dan Stockholm. (spm/ads)