Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Putra Mahkota Arab Saudi MBS Melirik Investasi Credit Suisse

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. (Sumber: Market Watch)

ANDALPOST.COM – Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), mulai melirik investasi baru di Credit Suisse. Informasi ini dilaporkan oleh Wall Street Journal pada Minggu (04/12/2022).

Sebelumnya, Putra Mahkota Arab Saudi bersama perusahaan ekuitas swasta Amerika Serikat (AS) yang dijalankan oleh BCS Barclays PLC telah menurun 0.89 persen. Hal ini menunjukkan adanya red down triangle.

Hal ini diduga yang membuat MBS tengah mempertimbangkan investasi sekitar Rp7 triliun untuk mendukung unit baru. Dukungan keuangan tambahan juga datang dari investor AS termasuk Atlas Merchant Capital milik bankir veteran Bob Diamond.

Sebelumnya, Credit Suisse menyebutkan bahwa mereka sudah memiliki Rp7 triliun tambahan dari seorang investor. Namun, bank investasi global tersebut masih enggan mengungkapkan nama sang investor.

Lebih lanjut, Credit Suisse sudah menerima beberapa proposal dari investor yang tertarik dengan CS Fisrt Boston.

Ketua Credit Suisse, Axel Lehmann, dalam sebuah konferensi pada Kamis (01/12/2022) menjelaskan tentang dana lain yang sudah mereka terima.

Disebutkan bahwa mereka memiliki dana lain selain Rp7 triliun dari investor yang juga tidak ingin disebutkan namanya. Kendati begitu, pihaknya mengaku belum menerima proposal resmi dari entitas Arab Saudi.

Seperti diketahui, Credit Suisse melepaskan bank investasi andal yang berbasis di New York sebagai langkah awal usai diterpa skandal.

Mereka juga melakukan pengawasan regulasi dan menerima kerugian besar. Alhasil, saham senilai Rp64 triliun secara terpisah akan menjadi milik Saudi National Bank sebagai pemegang saham terbesar.

Tetapi belum ada kepastian apakah MBS akan melakukan investasi di bank tersebut atau justru malah berinvestasi di perusahaan lainnya.

Pangeran Mohammed merupakan ketua dana kekayaan kedaulatan negara atau dana investasi publik. Selain itu, ia juga menjadi pemilik utama Bank Nasional Saudi.

Saham Credit Suisse Mencapai Titik Terendah

Dalam beberapa hari terakhir dari penjualan saham baru, dilaporkan bahwa saham Credit Suisse telah mencapai titik terendahnya.

Tak hanya itu, mereka juga mendapat peringatan dari bank bahwa sejumlah pelanggan telah menarik dana mencapai Rp1 triliun investasi dan deposito.

Pada Jumat (02/12/2022), saham rebound berada di titik 9 persen. Pemisahan diri dari CS First Boston akan memberikan mereka neraca yang bersih. Sehingga, pemindahannya melampaui kerugian Credit Suisse yang kian meluas dan berdampak pada masalah hukum nan pelik.

Hal tersebut juga tak bisa dilepaskan akibat banyak petugas bank yang membelot ke saingannya pada tahun ini.

Pegawai yang bertahan diiming-imingi keuntungan melalui model kemitraan. Sayangnya, cara tersebut justru menghidupkan kembali merek First Boston yang menjadikan Credit Suisse kekuatan di Wall Street.

CEO CS First Boston Michael Klein akan memimpin firma baru setelah berkarier sebagai salah satu pembuat kesepakatan di bidang investasi. Sebagai anggota dewan Credit Suisse sejak 2018, ia memimpin tinjaun strategi bank investasi selama musim panas.

Meskipun begitu, ia tetap diminta oleh anggota dewan bank lainnya untuk menjalankan hal lainnya. Artinya, CS First Boston akan menjadi lebih independen.

Hal ini juga berdampak pada neraca, struktur, dan tata kelolanya. Diketahui bahwa masalah ini juga tengah dibahas dengan Federal Reserve.

Sementara itu, keterlibatan Michael Klain membuka potensi begitu besar bagi Pangeran Mohammed untuk berinvestasi.

Michael Klain merupakan penasihat terpercaya di kerajaan Arab Saudi. Sejak menjadi penasihat bagi kerajaan, sejumlah kesepakatan pun terjalin, termasuk penawaran umum perdana pada tahun 2019 lalu dari raksasa minyak milik negara Saudi Arabian Oil Co.

Lebih jauh, Pangeran Mohammed sendiri juga mendorong invesitasi Arab Saudi di sejumlah bisnis. Di antaranya seperti produsen kendaraan listrik Lucid Motors Inc., Twitter Inc., Uber Technologies Inc., Citigroup Inc., dan klub sepak bola Liga Premier Newcastle United.

Tak heran, jika kerajaan memiliki kekuatan yang kian andal secara global. Saudi National Bank akan menjadi pemegang saham terbesar di Credit Suisse dengan 9,9 persen saham melalui penjualannya sebesar Rp64 triliun pada minggu ini.

Ketua Saudi National Bank, Ammar al-Khudairy, menjelaskan investasi tersebut mendorong adanya berbagai kesepakatan serta membawa lebih banyak pengetahuan perbankan bagi Arab Saudi. Bahkan, Ammar menyebut ada kemungkinan bahwa mereka akan memperluas investasi di CS Fisrt Boston.

(SPM/MIC)