Dr Ramez Radwan, seorang dokter yang mengatakan ia diperintahkan untuk meninggalkan al-Shifa oleh otoritas Israel, menggambarkan situasi di rumah sakit itu sangat menyedihkan.
“Kondisi di sana sangat menyedihkan, tidak ada obat penghilang rasa sakit atau antibiotik dan beberapa luka pasien mengeluarkan cacing,” terang Radwan.
Militer Israel telah menggerebek rumah sakit tersebut dalam beberapa hari terakhir. Mereka pun menyebutnya sebagai operasi yang ditargetkan terhadap Hamas.
Mereka telah meminta warga Palestina di Gaza utara untuk meninggalkan wilayah tersebut demi keselamatan. Sehingga, kini warga di kota selatan Khan Younis juga mulai meninggalkan wilayah tersebut.
Korban di RS Al-Shifa
Lebih dari 20 pasien telah meninggal di Rumah Sakit al-Shifa Gaza dalam dua hari terakhir ketika pasukan Israel terus menggerebek fasilitas tersebut, menurut seorang pejabat rumah sakit dan kementerian kesehatan Palestina di Gaza.
Kementerian Kesehatan mengatakan pasien meninggal dalam 48 jam terakhir karena pemadaman listrik di rumah sakit tersebut, yang tidak berfungsi sejak Sabtu di tengah kekurangan bahan bakar.
“Dua puluh empat pasien di berbagai departemen telah meninggal dalam 48 jam terakhir karena peralatan medis penting berhenti berfungsi karena pemadaman listrik,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra.
Muhammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa, mengatakan bahwa 22 pasien meninggal dalam semalam. Fasilitas kesehatan tersebut telah menjadi fokus serangan darat Israel di Gaza utara.
Pasukan khusus menyisir fasilitas tersebut sejak Rabu (15/11/2023) di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional mengenai nasib ratusan pasien dan ribuan warga sipil yang mencari perlindungan di sana.
Israel menuduh pejuang Hamas menggunakan kompleks terowongan di bawah rumah sakit untuk melancarkan serangan.
Hamas dan pejabat rumah sakit telah berulang kali membantah klaim tersebut.
Israel mengatakan pasukannya telah menemukan sebuah kendaraan dengan sejumlah besar senjata dan sebuah bangunan bawah tanah yang disebut terowongan Hamas. Setelah dua hari menggeledah lokasi tersebut.
Tentara juga mengatakan mereka menemukan mayat dua sandera di gedung-gedung dekat, meski bukan di dalam halaman rumah sakit. (spm/ads)