Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Resesi Mengancam China Pasca Pandemi Covid-19, Warga Berhati-hati Gunakan Uang

Resesi Mengancam China Pasca Pandemi Covid-19, Warga Berhati-hati Gunakan Uang
Ilustrasi uang China yang menandakan keadaan ekonomi China yang belum juga pulih pasca pandemi. (The Andal Post/Eeza Putri)

ANDALPOST.COM – Saat ini, China sedang berjuang untuk keluar dari bencana ekonomi yang disebabkan oleh Virus Corona. Virus tersebut terbukti berhasil membuat perekonomian negara ini carut-marut.

Keruntuhan ekonomi tersebut berdampak pada sejumlah bidang. Bukan tanpa alasan, untuk menangani Covid China membutuhkan dana yang sangat besar sehingga terus melakukan pinjaman ke negara-negara luar. Di dalam negeri, masyarakat terus berhati-hati menggunakan uang yang mereka punya. 

Pandemi Covid-19 memang cukup lama menyerang China. Apalagi, di negeri tersebut Covid-19 tidak cepat pergi seperti negara lain. Itulah yang juga membuat Negeri Tirai Bambu sulit bangkit pasca pandemi. 

Jika sebelumnya Amerika Serikat menghebohkan dunia dengan ancaman default, kini China kembali jadi perbincangan. Kedua negara besar ini memang punya hubungan yang kuat dalam bidang perekonomian. 

Ekonomi Amerika Serikat dan China sangat terhubung, pembuat kebijakan di Washington dan raksasa keuangan di New York mengikuti dengan cermat tanggapan Beijing terhadap apa yang bisa menjadi kemunduran sementara atau krisis yang meluas dengan implikasi global.

Bahkan ketika hubungan diplomatik antara kedua negara itu pecah, namun hubungan bisnis tetap ada. Elon Musk dari Twitter dan Tesla, Jamie Dimon dari JPMorgan dan Tim Cook dari Apple semuanya baru-baru ini mengunjungi China, yang dapat dilihat sebagai upaya untuk meyakinkan.

Banyak perusahaan-perusahaan raksasa yang mempunyai pabrik di sana sehingga baik kedua negara hingga para pengusaha ternama terus menjaga hubungan antar kedua negara.

Seperti yang diketahui pula, saat ini China menjadi salah satu negara pusat industri, tidak heran jika para pengusaha terus melirik negara ini untuk menjadi tempat produksi.

Salah satu petinggi lembaga keuangan JP Morgan saat melakukan kunjungan ke China bahkan mengatakan jangan sekali-sekali mencoba cari masalah dengan China. 

“Jangan coba-coba menyakiti China, rakyat China. Kamu tidak akan memperbaiki hal-hal ini jika kamu hanya duduk di seberang Pasifik sambil berteriak satu sama lain,” Kata Dimon saat melakukan kunjungan. 

Perlambatan Ekonomi China

Sejak tahun 2019, China mengalami perlambatan ekonomi usai dikeluarkannya kebijakan perdagangan restriktif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump. Tidak hanya berhenti di situ, virus juga turut memperburuk dan mempercepat tantangan yang ada. Bahkan mengganggu manufaktur dan membatasi konsumen di rumah mereka.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.