Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

RSUP Persahabatan Miliki Layanan One Stop Service untuk Deteksi Dini Kanker Paru

Ilustrasi RSUP Persahabatan Miliki Layanan One Stop Service Untuk Deteksi Dini Kanker Paru. (The Andal Post/Aini)

ANDALPOST.COM – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan saat ini memiliki sebuah layanan untuk melakukan pendeteksian dini terhadap kanker paru-paru bernama One Stop Service. Layanan ini diciptakan karena kasus kanker merupakan penyebab kematian paling banyak  saat ini, yakni menduduki urutan ke-2 setelah penyakit jantung.

One Stop Service di RSUP Persahabatan dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan terletak di ruang pemeriksaan yang nyaman. Dengan mengusung konsep homey, One Stop Service menyuguhkan kenyamanan seperti di rumah. 

Layanan ini juga menyediakan lobby untuk menunggu bagi pasien yang berkunjung ke ruang medical check up, fasilitas ruang makan yang lengkap, hingga ruang ganti dan toilet yang bersih dan nyaman.

RSUP Persahabatan didukung oleh tenaga kesehatan yang andal dalam memberikan kenyamanan dan pelayanan kepada pasien 

Selain itu, Rumah sakit ini juga mendampingi proses persiapan Medical Check Up hingga memberikan saran kepada pasien terkait hal-hal yang harus dilakukan atau dilarang. Misalnya, dalam 2 jam sebelum tindakan medis adanya larangan merokok atau anjuran menggunakan baju yang tidak ketat sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh pasien.

Tarif Skrining Kanker Paru-paru di RSUP Persahabatan

Menurut laporan situs Kemenkes RI pada Rabu (5/4), berikut tarif skrining kanker paru di RSUP Persahabatan di antaranya:

• Pemeriksaan Fisik oleh dokter spesialis paru sebesar Rp.100.000

• Pemeriksaan Radiologi: 

Foto Thorax Rp.115.000

CT Thorax HRCT Rp.1.500.000

• Pemeriksaan Laboratorium : 

Darah Lengkap Rp.54.000

Rapid Antigen SARS CoV-2 Rp.99.000

• Pemeriksaan Penunjang : Spirometri Rp.335.000

Jika ditotalkan senilai Rp.2.203.000

Ilustrasi kanker | sumber MD Anderson Cancer Center

Tanggapan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat

Maria Endang Sumiwi, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat mengatakan, Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 dilakukan oleh Kemenkes untuk kebutuhan survei dan melihat jumlah para perokok di Indonesia.

‘’Ternyata perokok Indonesia terbesar ketiga di dunia setelah India dan Cina. Kemudian perokok laki-laki Indonesia adalah yang terbanyak di dunia,’’ ujar Dirjen Maria.

Ia juga mengungkapkan, kasus jumlah perokok terbanyak menduduki urutan ketiga di dunia. Oleh sebab itu, kasus perokok yang dapat memicu kanker paru harus disoroti lebih dalam.

Kanker Paru memiliki faktor risiko, di antaranya kebiasaan merokok atau terpapar rokok, berusia 50 tahun, faktor genetik, dan pajanan karsinogen di tempat kerja atau lingkungan sekitar.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.