ANDALPOST.COM — Rusia kembali melancarkan serangan brutal ke Ukraina, Kamis (20/7/2023). Namun dalam serangan kali ini, Rusia juga mengguncang pasar biji-bijian dunia.
Pasalnya, Moskow membombardir pelabuhan Ukraina selama tiga malam berturut-turut.
Bahkan, Rusia juga mengeluarkan ancaman bahwa setiap kapal yang bertujuan ke Ukraina dianggap sebagai bagian dari perang.
Sedikitnya, 27 warga sipil dilaporkan terluka dalam serangan udara di pelabuhan. Selain itu, serangan tersebut juga membakar bangunan dan merusak konsulat China di Odesa.
Amerika Serikat (AS) pun memberikan peringatan Rusia yang mengindikasikan Moskow mungkin menyerang kapal di laut usai menarik diri dari kesepakatan.
Kesepakatan yang ditengahi PBB tersebut berisi izin untuk membiarkan Ukraina mengekspor biji-bijian.
Namun, sinyal bahwa Rusia bersedia menggunakan kekerasan untuk memberlakukan kembali blokade terhadap salah satu pengekspor makanan terbesar dunia, membuat harga global melonjak.
Moskow mengatakan, tidak akan berpartisipasi dalam kesepakatan biji-bijian tanpa adanya persyaratan yang lebih baik untuk penjualan makanan dan pupuknya sendiri.
PBB pun mengklaim keputusan Rusia mengancam ketahanan pangan bagi orang-orang termiskin di dunia.
Dewan Keamanan PBB rencananya menggelar rapat pada Jumat (21/7/2023) guna membahas konsekuensi kemanusiaan atas penarikan Rusia dari kesepakatan tersebut. Sementara itu, Kyiv berharap dapat melanjutkan ekspor tanpa partisipasi Rusia.
Tetapi, tidak ada kapal yang berlayar dari pelabuhannya sejak Moskow menarik diri dari kesepakatan pada Senin (17/7/2023) lalu.
Bahkan, perusahaan asuransi ragu apakah akan menanggung kebijakan perdagangan di zona perang.
Sejak keluar dari kesepakatan, Moskow telah menghujani rudal setiap malam di dua kota pelabuhan terbesar Ukraina, Odesa dan Mykolaiv.
Gubernur daerah Odesa, Oleh Kiper pun memposting gambar secara online gedung konsulat China dengan jendela pecah. Terletak di pusat kota Odesa tepat di seberang rel kereta api dari pelabuhan.
“Agresor sengaja menyerang infrastruktur pelabuhan, bangunan administrasi dan pemukiman di dekatnya rusak. Ini menunjukkan musuh tidak peduli dengan apapun,” kata Kiper.
Akibat Serangan
Kementerian Luar Negeri negeri China mengatakan, gelombang kejut dari ledakan itu merobohkan sebagian dinding dan kaca jendela konsulat. Sehingga, China sangat memperhatikan perkembangan atas insiden tersebut.
Sementara di Mykolaiv, petugas pemadam kebakaran memadamkan kobaran api besar di sebuah bangunan perumahan semen yang meledak akibat serangan.
Beberapa bangunan tempat tinggal lainnya di sana juga rusak.
Moskow menggambarkan serangan pelabuhan itu sebagai balas dendam atas serangan Ukraina di jembatan Rusia ke Krimea pada Senin.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.