ANDALPOST.COM – Rusia melancarkan serangan drone terbesar sepanjang agresi yang dimulai sejak tahun lalu, Minggu (28/5/2023).
Para pejabat mengklaim serangan itu merupakan serangan drone paling brutal.
Padahal serangan tersebut bertepatan dengan perayaan ulang tahun berdirinya ibu kota Ukraina, Kyiv.
Militer Ukraina mengatakan telah menjatuhkan 58 dari 59 drone yang diluncurkan.
Diketahui, drone yang digunakan untuk menyerang tersebut merupakan buatan Iran atau disebut juga Kamikaze.
Serangan menjelang fajar terjadi pada hari Minggu terakhir Mei ketika ibukota merayakan Hari Kyiv, peringatan pendirian resminya 1.541 tahun lalu.
“Beginilah cara Rusia merayakan hari Kyiv kuno kita,” kata Presiden Volodymyr Zelensky.
Serangan itu sekaligus menjadi serangan mematikan pertama di Kyiv pada Mei dan serangan ke-14 bulan ini.
Akibatnya, puing-puing yang berjatuhan menewaskan seorang pria berusia 41 tahun, kata Walikota Vitali Klitschko. Sementara beberapa orang lainnya terluka.
Hari Kyiv
Meskipun kelelahan karena tinggal larut malam di tempat penampungan, penduduk turun ke jalan pada siang hari untuk menghadiri konser langsung, mencicipi kedai makanan, dan menikmati pertunjukan kerajinan tangan dalam perayaan hari berdirinya Kyiv.
“Kekuatan ada pada manusia, ada di kota, ada dalam kehidupan, dan ketika kehidupan, manusia, dan kota terpenting untuk budaya diremehkan. Rusia hanya akan menghadapi kekalahan,” ujar Zelensky.
Kendati begitu, Moskow tidak mengomentari serangan tersebut.
Secara terpisah, media Rusia mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang menegaskan kembali bahwa tujuan Moskow di Ukraina akan tercapai.
Beberapa distrik di Kyiv, sejauh ini merupakan kota terbesar di Ukraina dengan populasi sekitar 3 juta jiwa, menderita dalam serangan semalam, kata para pejabat, termasuk lingkungan Pecherskii yang bersejarah.
Selama peringatan serangan udara yang dimulai setelah tengah malam, banyak orang berdiri di balkon mereka. Beberapa teriakan serangan diarahkan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dan slogan “Glory to air defence”.
Di sisi lain, negara Prancis mengutuk serangan tersebut lantaran telah merenggut nyawa dua orang dan menyebabkan beberapa orang terluka.
Prancis menyebut serangan itu sebagai pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.
“Tindakan yang tidak dapat diterima ini merupakan kejahatan perang dan tidak dapat dibiarkan begitu saja,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.
Menjadi Kontra Serangan
Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa Rusia pada hari Minggu menargetkan militer dan fasilitas infrastruktur penting di Ukraina tengah, dan wilayah Kyiv.
Terlebih, Ukraina juga tengah menyiapkan serangan balasan bagi Rusia.
Zelensky mengatakan satu drone menghantam target infrastruktur tak dikenal di wilayah Zhytomyr, sebelah barat ibu kota.
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuri Ihnat mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa kombinasi pesawat tempur dan sistem pertahanan udara bergerak digunakan untuk menjatuhkan drone.
Namun, ia tidak mengatakan sistem apa yang dikerahkan.
Sebemnya, Yuri menjelaskan Ukraina menggunakan sistem pertahanan udara NASAMS untuk menghancurkan drone Shahed.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.