Serangan
Musim dingin lalu, Rusia melancarkan kampanye serangan rudal dan drone yang berkelanjutan untuk melumpuhkan infrastruktur energi Ukraina.
Khmelnytskyi, di Ukraina barat, telah menjadi sasaran serangan rutin, dengan gelombang kejut dari ledakan yang merusak infrastruktur di wilayah tersebut, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklirnya.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan ledakan dahsyat mengguncang daerah dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Khmelnytskyi bulan lalu.
Gelombang kejut menghancurkan jendela-jendela dan memutus aliran listrik ke beberapa stasiun pemantauan radiasi di luar lokasi untuk sementara waktu.
Para ahli IAEA di pabrik tersebut juga diberitahu bahwa dua drone ditembak jatuh di dekat lokasi itu.
IAEA mengatakan bahwa insiden tersebut sekali lagi menyoroti bahaya terhadap keselamatan dan keamanan nuklir selama konflik militer yang sedang berlangsung.
Meskipun masih ada kekhawatiran mengenai energi negara pada musim dingin ini, DTEK telah menghabiskan tujuh bulan terakhir memulihkan infrastruktur, mencoba meningkatkan produksi dan memperkuat pertahanan di fasilitasnya.
“Kami memulihkan apa yang bisa dipulihkan, membeli peralatan cadangan dan memasang pertahanan di sekitar pembangkit listrik,” kata kepala eksekutif DTEK Maxim Timchenko kepada CNN awal bulan ini.
Menurut Wakil Kepala kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, Vadym Skibitsky, serangan terhadap jaringan energi negara itu akan lebih sulit dilakukan Rusia kali ini.
Warga juga telah bersiap menghadapi kemungkinan matinya jaringan listrik.
Salah satu perusahaan yang memasang sistem penyimpanan energi secara nasional, mengalami peningkatan permintaan yang signifikan karena masyarakat mencari solusi off-the-grid.
Sementara dunia usaha dan perusahaan membeli generator dan baterai sekunder. (spm/ads)