Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Rusia Tuding Ukraina Berusaha Bunuh Putin dengan Drone

Rusia Tuding Ukraina Berusaha Bunuh Putin dengan Drone
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: Sergey FADEICHEV/Sputnik/AFP)

ANDALPOST.COM – Rusia menuduh Ukraina mencoba melakukan serangan menggunakan pesawat tak berawak atau drone dengan tujuan membunuh sang presiden Vladimir Putin, Rabu (3/5/2023).

Tudingan tersebut menjadi tuduhan paling dramatis yang dilontarkan Rusia terhadap Ukraina sejak agresi perang dimulai pada tahun lalu.

Usai membuat tuduhan tersebut, Rusia juga melaporkannya ke sejumlah kantor berita negara.

Saat serangan terjadi, Putin tidak berada di gedung, sehingga tidak terjadi kerusakan material di Kremlin. Hal ini diungkap oleh pejabat Rusia.

Atas serangan itu, pihak Rusia pun memperingatkan serangan balas dendam bagi Kyiv.

“Kremlin telah menilai tindakan ini sebagai tindakan teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan terhadap presiden pada malam Hari Kemenangan, Parade 9 Mei,” lapor outlet berita negara RIA.

Meski begitu, Putin tidak mengubah jadwalnya dan bekerja di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow.

Moskow telah berjanji pawai akan terus berlanjut, di tengah seruan untuk reaksi keras terhadap Ukraina.

Sementara itu, mantan Presiden Dmitry Medvedev menyerukan penghapusan Zelensky.

“Kami akan menuntut penggunaan senjata yang mampu menghentikan dan menghancurkan rezim teroris Kyiv,” kata Vyacheslav Volodin, juru bicara Duma Rusia dan sekutu Putin.

Komite Investigasi Rusia yang menyelidiki kejahatan besar mengungkapkan pihaknya telah membuka kasus pidana terorisme.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah keras tudingan tersebut.

Dia justru menyebut negaranya tidak menyerang Rusia atau pun Putin.

“Kami tidak menyerang Putin, atau Moskow, kami berperang di wilayah kami,” kata Zelensky dalam konferensi pers di Helsinki, Finlandia. 

“Kami mempertahankan desa dan kota kami,” imbuhnya.

Pejabat senior kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak juga mengatakan bahwa Kyiv tidak ada hubungannya dengan dugaan insiden tersebut.

“Adapun drone di atas Kremlin. Semuanya bisa ditebak. Rusia jelas sedang mempersiapkan serangan teroris berskala besar. Itulah mengapa pertama kali menahan kelompok besar yang diduga subversif di Krimea. Dan kemudian mendemonstrasikan drone di atas Kremlin,” beber Podolyak.

Senada dengan Podolyak, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyuarakan keraguan tentang tuduhan tersebut. 

“Saya sudah melihat laporannya. Saya tidak bisa memvalidasinya, kami tidak tahu,” katanya di sebuah acara di Washington, DC.

Sementara itu, Pavel Felgenhauer, seorang analis pertahanan Rusia yang menjabat sebagai peneliti senior di Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet menambahkan bahwa jika tuduhan Kremlin benar, akan sulit untuk mengatakan jenis drone apa yang digunakan.

“Pada malam hari, Putin tampaknya tidak berada di Kremlin. Dia pergi ke sana selama jam kerja dan tidak tinggal di sana,” kata Felgenhauer.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.