Sandi pun tidak menutup telinga jika memang kubu Anies Baswedan menginginkan perubahan terutama soal pembangunan.
Tetapi bagi Sandi hal tersebut bukanlah soal perubahan. Seperti pengalamannya bersama Anies Baswedan di DKI Jakarta. Kala itu mereka tidak merubah melainkan menyempurnakan.
Hal tersebut lebih relevan dilakukan oleh Anies untuk menyempurnakan program pembangunan yang dilakukan oleh Presiden sebelumnya.
“Jadi sama seperti di DKI, waktu itu justru kami konsepnya menyempurnakan, misalnya program Kartu Jakarta Pintar, itu kita tambah jadi KJP Plus,” terangnya.
Namun apabila merubah, Sandiaga Uno menyatakan dengan tegas bahwa itu tidak sejalan dengannya. Serta tidak memiliki kesamaan soal arah kedepan bangsa Ini.
“Nah itu kalau konsepnya tidak mengubah arah pembangunan, menjadi lebih sesuai dengan data-data dan masukan dari masyarakat, tapi kalau mengubah apalagi mengubah peta besar Indonesia dan arah pembangunan kita ini mungkin tidak mendapatkan satu kesamaan kemitraan,” tegas Sandiaga.
Memang kekhawatiran yang terbesar saat ini di kubu pemerintah jika Anies dan partai pengusungnya terpilih. Pasalnya saat ini pemerintah sedang merancang mega proyek Ibu Kota Nusantara yang menyedot anggaran ratusan triliun rupiah.
Tidak hanya di kubu pemerintah beberapa simpatisan hingga masyarakat juga khawatir jika proyek ini tidak diteruskan. Oleh karena itu, Jokowi mengusung bakal Capres yang akan meneruskan programnya, mereka adalah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. (pam/ads)