Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Sebagai Konsumen Terbesar: China Alami Krisis Daging Babi

Ilustrasi Daging Babi di China Alami Krisis (Design by @kenzz.design)

ANDALPOST.COM – Daging merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan oleh para ekonom untuk menentukan indeks harga konsumen negara.

Bahkan, cadangan pemerintah dipertahankan untuk memastikan pasokan dan kestabilan harga daging.

Sebagai konsumen daging babi terbesar di dunia, pemerintah China mempertahankan pasokan cadangan beku daging babi sebagai bagian dari kebijakan stabilisasi yang penting.

Baru-baru ini dikabarkan harga daging babi China melonjak ke level tertinggi baru di bulan Agustus 2022.

Sehingga, mendorong pihak berwenang untuk mengambil cadangan daging nasional pertama tahun ini untuk memastikan pasokan untuk liburan.

Diketahui, biaya daging babi di China naik rata-rata 22,5% pada Agustus 2022, dibandingkan tahun lalu.

Ini mengikuti kenaikan bulanan tertinggi yang tercatat sebesar 25,6% pada bulan Juli, karena indeks harga konsumen, yang juga mencapai level tertinggi dua tahun, sebesar 2,7%.

Kenaikan Agustus terjadi, meskipun terjadi perlambatan inflasi indeks harga konsumen (IHK) yang tidak terduga menjadi 2,5%.

Dampak Wabah Demam Babi Sebelumnya

Terjadinya wabah demam babi di China pada tahun 2018-2019 tentu merugikan produksi daging babi dalam negeri.

Hal itu, juga memberikan peluang bagi produsen daging di seluruh dunia untuk meningkatkan ekspor daging babi. Serta dengan, daging lainnya untuk menambah pasokan domestik China yang berkurang. 

Diketahui, AS, UE, dan Brasil paling diuntungkan dari meningkatnya impor daging dari China.

Akan tetapi, beberapa eksportir daging yang lebih kecil yang belum pernah menjual daging ke China sebelumnya, seperti Rusia dan Belarusia, juga meningkatkan ekspor daging mereka.

Wabah demam babi itu, memusnahkan 28% populasi babi di China. Di mana, produksi daging babi di China turun 15 juta ton pada 2018-2020, yang setara dengan 17% konsumsi daging domestik negara tersebut.

Itu menyebabkan harga produsen daging babi di China meningkat sebesar 52%, dari 2018 hingga 2020

Impor daging China meningkat 2,8 kali lipat, dari 3 juta ton pada 2018 menjadi 8,3 juta ton pada 2020, menurut UN Comtrade.

UE, Brasil, dan AS masing-masing meningkatkan pengiriman ke China lebih dari satu juta ton selama 2018-2020. Diketahui, memasok lebih dari 70% permintaan baru dari China.

Peningkatan impor daging dan pasokan domestik kategori daging lainnya belum sepenuhnya mengimbangi penurunan produksi daging babi domestik China.

Organization for Economic Cooperation and Development memperkirakan tingkat konsumsi dan produksi daging negara tersebut tidak akan pulih sebelum tahun 2024.

Kenaikan Harga Daging Babi di China

Sementara itu, mengutip dari knoema.com, harga daging babi naik ke rekor tertinggi, setelah wabah demam babi Afrika yang menyebar ke seluruh negeri pada 2019.

Kenaikan baru-baru ini disebabkan oleh tingginya permintaan di musim liburan, tingginya biaya pakan, dan dampak penurunan stok pembiakan tahun lalu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.