Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Sebanyak 86 Ribu Vaksin Polio Diterima Dinas Kesehatan Kota Bogor

86 Ribu Vaksin Polio Diterima Dinas Kesehatan Kota Bogor
Ilustrasi vaksin polio oleh negara kerja. (The Andal Post/Aini)

ANDALPOST.COM – Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, telah menerima 86 ribu vaksin polio untuk diberikan kepada 84.983 balita. Jumlah ini sesuai dengan yang telah terdata untuk terhindar dari virus penyakit ini yang memiliki dampak serius yaitu cacat tubuh.

Erna Nuraena selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor saat dimintai konfirmasi mengatakan bahwa upaya ini hanya sebagai bentuk pencegahan, bukan karena adanya kasus polio.

“Kota Bogor tidak ada kasus polio. Vaksin untuk anak-anak sebagai pencegahan kami terima sesuai jumlah target sasaran,” katanya di Kota Bogor pada Rabu (5/4/2023).

Berdasarkan informasi dari Erna, Kota Bogor sejauh ini memiliki nol kasus polio, akan tetapi upaya pencegahan kerap dilakukan kepada masyarakat.

Selain mengadakan pemberian vaksinasi polio melalui Pemerintah Provinsi Jawa Barat oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan juga turut memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengenal penyebab, indikasi, hingga penanganan penyakit polio.

Pengenalan ini dilakukan dengan cara penyebaran melalui media massa.

Ketua Tim Pelaksana Vaksinasi Polio di Jawa barat sekaligus Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Jabar Dedi Supandi pada Jumat (31/3/2023) menyampaikan bahwa vaksin polio dari Bio Farma telah datang dan sosialisasi ke kabupaten dan kota juga sudah dilaksanakan dari 28 hingga 29 Maret.

Vaksinasi polio ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama mulai dari 3 hingga 15 April. Kemudian tahap kedua mulai dari 15 hingga 27 Mei.

Dalam pelaksanaannya, Erna menjelaskan bahwa masing-masing putaran Sub PIN atau vaksinasi dilaksanakan dalam waktu 7 dan 5 hari sweeping dengan jarak minimal antar putaran adalah satu bulan.

Vaksinasi Polio (Sumber: UNICEF/Ifansasti)

Sekurang-kurangnya, target cakupan vaksinasi polio sebanyak 95% untuk masing-masing putaran.

Kata Erna, berdasarkan kajian epidemiologi, jika masih ditemukan risiko penularan, maka dapat dilakukan Sub PIN putaran berikutnya atau mop-up.

Pemetaan sasaran Sub PIN di 27 kabupaten dan kota di mana sasaran adalah seluruh anak usia 0 sampai dengan 59 bulan, termasuk pendatang, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.