ANDALPOST.COM – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku pesimis mengenai terciptanya perdamaian antara Rusia dan Ukraina, Rabu (18/1/2023).
Bahkan, dia menyebut tidak ada kesempatan untuk mengatur negosiasi perdamaian yang serius antara kedua belah pihak yang telah bertikai sejak tahun lalu.
Pandangan Antonio tersebut juga ia sampaikan pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Dalam forum itu, Guterres mengatakan tetap berkomitmen untuk mengurangi penderitaan warga Ukraina serta orang-orang rentan di dunia.
Terlebih, mereka juga terkena dampak besar akibat perang dramatis yang menghancurkan ekonomi global.
“Akan ada akhir… ada akhir dari segalanya, tapi saya tidak melihat akhir perang dalam waktu dekat.”
“Saya tidak melihat peluang pada saat ini untuk melakukan negosiasi perdamaian yang serius antara kedua pihak,” beber Guterres melalui akun Twitter miliknya.
Tanggapan PBB Mengenai Kecelakaan Helikopter yang Tragis
Pejabat tinggi kemanusiaan PBB di Ukraina mengaku bersedih dan berbelasungkawa atas kecelakaan helikopter di dekat taman kanak-kanak di pinggiran Kyiv pada Rabu pagi.
Insiden nahas tersebut membuat 18 orang kehilangan nyawa, termasuk menteri dalam negeri negara tersebut.
“Saya sangat sedih dengan kematian tragis Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi, Wakil Menteri Pertama Yevhen Yenin dan Sekretaris Negara Yuuri Lubkovych,” kata Denise Brown.
Koordinator Residen PBB untuk Ukraina mengatakan bahwa penduduk serta pejabat, serta anak-anak turut menjadi korban dalam kecelakaan tragis itu.
Sulit Berdamai
Invasi Rusia terhadap Ukraina telah terjadi sejak 24 Februari 2022 dan hal ini jelas melanggar hukum internasional dan Piagam PBB.
Sehingga, Sekjen PBB kesulitan menjadi penengah untuk mendamaikan kedua belah pihak dan menghentikan kekerasan serta perang.
Ditambah, kedua negara tersebut juga memiliki gagasan masing-masing.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.