ANDALPOST.COM – Ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di seluruh perusahaan dunia ternyata belum juga mereda. Jika sebelumnya LinkedIn di China baru saja menutup kantor dan menghentikan kontrak 700 karyawan. Kini giliran perusahaan situs pencari kerja asal Amerika Serikat yang kembali melakukan PHK kepada karyawannya, Jumat (2/6/2023).
Setidaknya akan ada 20 persen karyawan yang terpaksa dirumahkan oleh ZipRecruiter. Total akan ada 270 karyawan yang tidak lagi bisa pergi berkantor di perusahaan yang berlogo warna hijau tersebut.
Alasan PHK
Sama dengan alasan PHK perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Tindakan ini diambil sebagai tanggapan terhadap kondisi pasar saat ini dan setelah mengurangi biaya diskresioner lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk mendorong efisiensi jangka panjang.
Perusahaan sebelumnya mewanti-wanti tentang perlambatan pasar tenaga kerja. Tidak hanya itu, pendapatan perusahaan pada kuartal pertama tahun 2023 turun sebanyak 19% dari tahun sebelumnya. Hal itu menjadi perkiraan bahwa pendapatan pada kuartal saat ini akan turun hampir 30% dari kuartal kedua tahun 2022.
Situs pencari kerja ini masih memproyeksikan pendapatan yang disesuaikan yang kira-kira sama untuk tahun ini. Sementara, perusahaan juga akan meningkatkan fokus pada profitabilitas selama masa penurunan permintaan dari pemberi kerja di Amerika Serikat.
Selain sibuk untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, pihak manajemen ZipRecruiter juga sedang berfokus untuk mendapatkan uang. Hal tersebut dilakukan demi membayar pesangon kepada 270 karyawan yang terdampak PHK.
Total uang yang mesti dirogoh oleh ZipRecruiter mencapai US$ 7 Juta hingga US$ 9 Juta atau senilai Rp 107 Miliar lebih hanya untuk membayarkan pesangon.
Sedangkan karyawan ZipRecruiter yang tidak terdampak dari PHK ini harus menerima gaji pokok yang dipotong oleh perusahaan. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan berencana untuk memotong sebesar 30% gaji pokok, per satu Juni.
Perusahaan Besar
Seperti yang telah diberitakan beberapa bulan terakhir, kasus PHK terutama di sektor teknologi semakin meluas. Amazon menjadi salah satu perusahaan yang gemar memberhentikan kontrak pekerjanya. Hingga saat ini terhitung sudah ada 27.000 posisi yang diputuskan hubungan kerjanya oleh Amazon.
Tidak berhenti di situ saja, perusahaan induk Facebook, Meta telah mengumumkan 21.000 PHK sejak musim gugur lalu. Alphabet, Microsoft, dan Salesforce, dan terutama Twitter, semuanya telah mengumumkan PHK besar-besaran.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.